Bekerja dari rumah justru meningkatkan potensi melemahnya keamanan siber yang dapat mengancam segala jenis bisnis.
Insiden terkait peretasan data bisnis di Indonesia tak berhenti pada kasus kebocoran data tokopedia saja. Baru-baru ini, melansir Detik Inet, ada kasus terbaru yang menyandung grup Lazada dan Cermati.com.
Insiden keamanan data Lazada terjadi di Singapura dan melibatkan database khusus Redmart yang dihosting oleh penyedia layanan pihak ketiga. Rupanya, data pelanggan yang dihosting pada database tersebut telah habis masa pelayanannya selama lebih dari 18 bulan dan terakhir diperbarui pada bulan Maret 2019.
Dari informasi yang beredar, data yang bocor adalah data Redmart sebanyak 1,1 juta, namun sifatnya cukup informatif hingga menjangkau data kartu kredit. Lazada mengaku telah melakukan blokir akses terhadap data Redmart dan menjamin data pengguna Lazada di Indonesia tetap aman.
Terkait kasus Cermati.com, Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) mengemukakan bahwa sebanyak 2,9 juta user data pengguna platform tersebut diperjualbelikan di raidforums. Sebagian besar datanya berkaitan dengan kegiatan 17 perusahaan dan berkaitan dengan aktivitas finansial seperti KTA, asuransi, hingga kartu kredit.
Menurut pakar keamanan siber Pratama Persadha, sederet peristiwa kebocoran data ini semakin marak sejak Work From Home. Pasalnya, sumber konektivitas yang semakin luas, tak terbatas, dan bisa diakses dari mana saja akan membuka peluang cyber crime terhadap akses sistem perkantoran.
Beberapa penyebab terbesar kebocoran data adalah kesalahan manusia sebagai user, kesalahan sistem dan serangan malware sekaligus peretas. Jaringan WiFi publik dan kafe yang tak jelas siapa adminnya sangat meningkatkan resiko kejahatan siber.
Menurut Microsoft, pengawasan dan anggaran belanja untuk keamanan siber bahkan mengalami kenaikan selama pandemi COVID-19 ini.
Bagaimana perusahaan mampu melindungi karyawan, pihak internal, maupun klien dari ancaman keamanan siber? Bagaimana tren cyber security di Indonesia, termasuk insiden cyber di Indonesia yang bisa kita pelajari kendala dan solusinya?
Anda dapat menghadiri TECHMinar Kreen Indonesia berjudul Protecting Your Events and Clients from Security Threat tanggal 19 November 2020 pukul 13.30 yang akan dihadiri oleh Abdul Azis (Founder Peduli Digital & Information Security Analyst), Danang Tri Atmaja (IT Security Consultant at Juke Solusi Teknologi), Aries Kumala (Cyber Security Analyst Badan Siber dan Sandi Negara), dan Muhammad Ignas Prariyadi (Security Engineer at DANA Indonesia).
Jangan lupa lakukan pendaftaran karena acara ini tak dipungut biaya sama sekali!
Sumber
https://inet.detik.com/security/d-5239691/kebocoran-data-terjadi-lagi-bukti-keamanan-siber-masih-lemah
https://infokomputer.grid.id/read/122397010/lima-paradigma-baru-keamanan-siber-untuk-pengalaman-digital-lebih-inklusif?page=all