Bisnis waralaba kian meroket di tengah pandemi. Kementerian Perdagangan mencatat pertumbuhan 81.441 gerai industri waralaba di Indonesia menurut data yang dilansir Okezone, 18 September lalu. Jenis usaha ini disebut-sebut mampu mempercepat pemulihan ekonomi. Kenalan lebih lanjut dengan waralaba, yuk.
Rawpixel.com/Freepik
Menurut buku Cara Memilih Waralaba yang Menjanjikan Profit, pihak yang terlibat dalam waralaba terdiri atas franchisor serta franchisee.
Franchisor (pemberi waralaba) adalah pihak yang menjual, memberikan hak merek dagang, logo, dan konsep bisnis waralaba pada franchisee (terwaralaba, penerima waralaba).
Waralaba terbagi jadi 2 macam. Pertama, waralaba utama atau master franchisee. Master franchisee adalah franchisee yang berhubungan langsung dengan franchisor.
Master franchisee ini nantinya berhak membuat perjanjian waralaba lanjutan, menuntun kita pada bentuk kedua, yakni kerjasama dengan franchisee yang lebih kecil. Contohnya, master franchisee area Jawa Timur dan Bali terbagi dari franchisee-franchisee yang mengambil wilayah pecahan dari daerah master franchisee, contoh Surabaya, Denpasar, dan Malang.
Hubungan antara franchisor dan master franchisee disahkan dengan adanya surat perjanjian waralaba. Sedangkan, hubungan antara master franchisee dan franchisee kecil-kecil di bawahnya disahkan dengan adanya perjanjian waralaba lanjutan.
Melalui surat perjanjian itu, baik master franchisee atau franchisee lanjutan akan menerima surat tanda pendaftaran usaha waralaba, kode atau nomor pengenal yang berfungsi sebagai kartu identitas untuk membatasi wilayah masing-masing agar tak ada ruang bisnis waralaba yang bertabrakan.
Alex Favale/Unsplash
Keuntungan dari sisi penjual waralaba adalah memberi keuntungan penambahan gerai. Makin banyak gerai berpotensi menyukseskan usaha, meski ada faktor lain yang berpengaruh, contohnya omset tiap gerai.
Sedangkan, dari sisi calon pembeli waralaba akan memberikan keyakinan bahwa investasi yang ditanamkannya lebih mudah sukses dan balik modal.
Usaha waralaba umumnya adalah bisnis yang dianggap tangguh, berhasil, oleh karena itulah membutuhkan pemasaran lebih luas. Pasalnya, sistem dan cara kerjanya sudah dipikirkan masak-masak, melalui berbagai trial dan error sehingga si pembeli waralaba tak perlu lagi mencoba-coba sistem bisnis yang cocok untuk usaha.
Vaishnav Chogale/Unsplash
Seperti bisnis lainnya, usaha waralaba perlu diukur lewat ukuran finansial. Hubungan antara franchisor dan franchisee secara finansial hanya ditarik lewat investasi awal yang ditawarkan oleh franchisee pada franchisor. Nantinya, akan ada pembayaran royalti pada franchisor sebagai penyedia merek dan model bisnis.
Sebagai franchisee, yang perlu dipahami adalah keberadaan biaya lain yang mesti ditanggung. Bagaimana pun, bisnis ini akhirnya menjadi milik pribadi franchisee. Untuk itu, si franchisee sendiri yang menjadi penentu kesuksesan usaha waralaba tersebut.
Tips bisnis waralaba bila Anda ingin menjadi franchisee adalah memastikan ketersediaan biaya-biaya tersebut. Sebut saja biaya operasional, biaya marketing untuk gerai Anda, biaya pelatihan tambahan yang satu dua kali akan dibebankan pada Anda.
Positifnya, biaya yang keluar tadi akan mendapat imbalan berapa revenue dan omset usaha. Namun, tak ada yang mampu memperhitungkan besarannya secara umum. Pasalnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, contohnya jenis usaha, banyaknya gerai, jenis produk, dan pasar yang Anda masuki.
SDM pun menjadi faktor lainnya. Seberapa baik Anda memimpin SDM tersebut? Buatlah hitungan serinci mungkin sebelum memutuskan untuk menjadi salah satu franchisee waralaba.
Menurut buku Waralaba dalam Konsep dan Konteks, waralaba memang menawarkan keuntungan yang besar bagi penanam modal. Walaupun modal awalnya cukup menguras rekening, kembali modal itu bisa dipastikan. Sayangnya, franchisee terikat tanggungan royalti atas elemen-elemen hak cipta yang diwaralabakan.
Selain kewajiban membayar royalti, perlu diingat bahwa ada kontrak yang mengikat. Selama kontrak masih berjalan, beberapa pemberi waralaba melarang penerima menjalankan usaha lain di samping waralaba tersebut.
Kelebihan waralaba adalah bahan baku atau produk, pelatihan karyawan, standar mutu produksi, standar operasional yang telah diurus oleh pemberi waralaba. Di sisi lain, penerima waralaba juga terikat dengan supplier yang ditentukan pemilik waralaba. Anda perlu mengikuti standar supplier tersebut seberapapun harganya.
Sistem usaha waralaba tampaknya paling cocok untuk Anda yang memiliki modal cukup namun kurang memahami seluk beluk suatu bidang usaha.
Sumber
https://books.google.co.id/books?id=42hbDwAAQBAJ&pg=PT26&dq=memimpin+waralaba&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj976-ThZXsAhULSX0KHVVTCbkQ6AEwAXoECAUQAg#v=onepage&q=memimpin%20waralaba&f=false
https://books.google.co.id/books?id=BJHcDwAAQBAJ&pg=PA65&dq=waralaba&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwihiPLpl5XsAhXNQ30KHRWOCeMQ6AEwBXoECAYQAg#v=onepage&q=waralaba&f=false
https://economy.okezone.com/read/2020/09/18/455/2279820/tren-bisnis-waralaba-jadi-populer-di-indonesia