Diperlukan kolaborasi dari pemerintah daerah maupun nasional, kerjasama dari warga, dan instansi lain seperti akademisi untuk memperbaiki sektor MICE di Indonesia yang terdampak cukup berat sejak pandemi. Hal ini diamini tiga orang speakers dalam TECHMinar 101 Basic Thing About Event & Destination Management.
Johanes Chang, Founder Indonesia Corporate Travel and MICE yang beberapa waktu lalu mengadakan terobosan untuk mempertemukan buyers dan seller menyadari bagaimana event ini membuka perspektif baru bagi masing-masing pihak. Saat ini, aspek kesehatan menjadi fokus bagi banyak perusahaan. Pengadaan event di sektor bisnis tak sekedar dipandang sebagai acara dengan tujuan tertentu, namun harus bisa melindungi kesehatan karyawan sehingga tak berdampak buruk pada keyakinan stakeholder sekaligus reputasi perusahaan.
Pembatasan fisik yang digalakkan di tengah pandemi membuat pola baru dalam pengadaan event, misalnya prioritas ukuran dari segi kapasitas ruangan (dikurang hingga 30-50% saja), pembagian hadirin dalam kelompok kecil, dan durasi yang semakin pendek.
Bayu Hari, Founder Venue Magazine melihat bagaimana event mengalami kerugian hingga triliunan rupiah yang membuat banyak pengusaha kelimpungan. Ada yang menjual aset, namun ada juga yang mencoba memilih berinovasi lewat virtual event. Salah satu tips untuk memilih sponsor virtual event adalah traffic yang menarik, sesuai dengan market acara si sponsor dan mampu menyiapkan slot terbaik, serta memiliki reputasi yang baik dan harga yang bersahabat.
Begitu dahsyatnya dampak event dalam mengubah perekonomian suatu kota. Hal ini disampaikan oleh Kris Harefa, seorang Event Specialist melalui ilustrasinya tentang kota Bournemouth. Kota yang tadinya diisi pensiunan ini kembali hidup karena pengadaan acara menyerap tenaga kerja dan mengundang pendatang yang terdiri dari anak-anak muda.
Kris membagikan tips dalam menciptakan acara yang outstanding, yakni memahami tujuan pengadaan acara, target dan karakteristiknya, menganalisis faktor eksternal seperti lingkungan dan aspek politik maupun sosial-budaya, dan mengenali kelebihan serta kekurangan dalam tim event Anda.
Saat ini, beberapa model dan restoran mulai memanfaatkan teknologi untuk menghadapi perubahan masyarakat ke arah digital. Tak sekedar menyewakan meeting room, beberapa venue MICE telah dilengkapi fasilitas untuk membuat konten digital seperti studio podcast.
Tantangan yang dialami event organizer pun tak main-main di masa pandemi. Meningkatnya cancellation acara menuntut masing-masing pihak memiliki fleksibilitas agar bisnis dapat tetap berjalan.
Ketiga speakers meyakini bahwa industri event tak akan pernah hilang dan akan membaik. Event online juga tetap akan ada setelah pandemi, bahkan membentuk kategori baru bersama event offline, yakni hybrid event yang berusaha memenuhi ekspektasi audiens tentang experience yang interaktif.