Pemerintah baru saja mengeluarkan larangan mengenakan masker buff dan scuba bagi penumpang KRL. Pasalnya, masker ini dianggap tak efektif dalam mencegah penularan COVID-19. Meski begitu, menjual produk kesehatan masih memiliki prospek yang baik bagi UMKM karena sektor ini termasuk dalam produk favorit pelanggan. Ini rekomendasi produk kesehatan yang bisa dijual UMKM selain masker scuba dan buff.
Teksomolika/Freepik
Kebutuhan APD semakin meningkat terutama di kalangan nakes dan pihak-pihak yang bersinggungan langsung dengan pasien COVID-19. Saat ini ada 300 UMKM yang mengajukan untuk menjadi pemasok APD.
Pemerintah telah memberikan kesempatan bagi UMKM untuk bergabung sebagai produsen APD melalui program kolaborasi dengan APINDO, PT Daruma, dan UKM Indonesia. Perlu dicatat, proses pembuatan APD tidak sembarangan namun akan melewati kurasi, verifikasi, hingga standarisasi produk untuk menjamin kualitas bagi konsumen.
Freepik
Salah satu terobosan produk lokal yang laris manis selama pandemi adalah sabun dan hand sanitizer dengan berbagai bahan baku. Ada yang berbahan baku teh, hingga eukaliptus.
Daun eukaliptus diyakini memiliki bahan anti kuman yang baik. Selain itu, ada juga inovasi hand sanitizer dengan bahan baku dari teh yang diekspor hingga ke Bangladesh.
Hand sanitizer jadi pilihan produk kesehatan populer karena sifatnya praktis dan bisa dibawa sewaktu-waktu ketika terpaksa keluar rumah. Selain itu, hand sanitizer juga menjadi solusi saat tidak tersedia air untuk membilas. Bila Anda tertarik berinovasi membuat hand sanitizer sendiri dan menjualnya, pastikan untuk mengikuti anjuran WHO ini, ya.
Vera Davidova/Unsplash
Produk kesehatan berupa masker memang masih menjadi primadona. Larangan masker buff dan scuba tak boleh menyurutkan potensi keuntungan masker yang tinggi. Saatnya beralih ke bahan masker lain, yakni masker kain. Masker kain berbahan selain scuba dan buff masuk dalam daftar masker yang diperbolehkan pemerintah.
Masker kain seperti apa yang layak untuk diproduksi dan diperjualbelikan? Sesuai anjuran WHO, masker kain yang baik terdiri dari tiga lapis.
Pertama, lapisan dalam yang menyerap air dan berbahan katun. Lapisan keduanya adalah filtrasi droplet sehingga perlu bahan dasar katun atau polypropilene. Lapisan luar harus bersifat anti-air, bahan dasarnya bisa berupa polypropilene, polyester, dan bahan sintetis lainnya. Simak juga beragam masker yang sebaiknya dihindari karena tidak efektif dalam mencegah penularan COVID-19.
Monika Grabkowska/Unsplash
Penjualan jamu herbal UMKM di Jawa Tengah meningkat 300-400% per hari. Hal ini nampaknya didasari meningkatnya komitmen kesehatan pelanggan untuk menjaga imunitas agar tak mudah terkena penyakit.
Di masa depan, industri obat tradisional bersifat padat karya dan didominasi pelaku UMKM sebesar 87,2%. Industri ini pun digadang-gadang akan bersinggungan erat dengan sektor pertanian.
Pemerintah saat ini bekerja sama dengan para stakeholder memberdayakan UMKM melalui pendekatan klaster (sentra) obat tradisional. Tak hanya peluang besar di dalam negeri, pengusaha jamu herbal pun berpotensi mengekspor barangnya ke luar negeri.
Bagi Anda yang ingin berinovasi dengan produk maupun layanan UMKM Anda atau menjajal penjualan produk kesehatan, baca dulu tips memulai usaha baru ini. Sebagai konsumen, UMKM kita bisa berdaya jika kita mulai membeli produk-produk lokal dari mereka. Cek katalog Smartcomputerindo.com untuk beragam produk lokal UMKM yang tak kalah menarik ya!
Sumber
https://www.tribunnews.com/bisnis/2020/05/06/kebutuhan-apd-yang-tinggi-jadi-peluang-bisnis-bagi-umkm
https://www.ukmindonesia.id/baca-deskripsi-program/226
http://www.theiconomics.com/change-management/bisnis-sabun-eukaliptus-selalu-ada-peluang-bisnis-di-tengah-pandemi/
https://www.rctiplus.com/trending/detail/377489/masker-scuba-gak-aman-masker-kain-gimana-ya
https://www.jamudigital.com/berita?id=Berdayakan_UMKM_Klaster_Obat_Tradisional