Saat unduhan WhatsApp berkurang drastis, pengguna ramai-ramain mendownload aplikasi Telegram dan Signal. Hal ini sepertinya merupakan dampak dari kebijakan privasi dan persyaratan layanan terbaru dari WhatsApp.
Pengguna digegerkan dengan terms and privacy condition terbaru dari WhatsApp pada Kamis 7 Januari lalu. Salah satu aturan baru WhatsApp yang dirasa paling memberatkan adalah kewajiban pengguna menyerahkan data ke Facebook bila ingin tetap memakai WhatsApp. Bila tak menyetujuinya, pihak WhatsApp dapat membuat pengguna tak bisa lagi memakai akunnya.
Christian Wiediger/Unsplash
Setelah kebijakan itu diluncurkan, laporan firma riset pasar Sensor Tower mencatat bagaimana Telegram diunduh oleh lebih dari 2,2 juta pengguna Android dan iOS, sementara Signal memperoleh 100.000 pengguna baru. Di sisi lain, WhatsApp justru mengalami penurunan unduhan yang signifikan, mencapai 11 persen dibanding minggu sebelumnya.
Melansir KompasTekno, kebijakan penyerahan data ini menimbulkan kebimbangan bagi para pengguna. Timbul reaksi beragam mulai dari persetujuan hingga pertanyaan. Beberapa yang masih membutuhkan WhatsApp memutuskan untuk setuju dan berencana menggunakannya dalam jangka panjang. Namun, ada beberapa aktivis privasi yang mempertanyakan kebijakan WhatsApp dan sebagai gantinya merekomendasikan Telegram atau Signal pada pengguna.
Apa perbedaan signifikan WhatsApp vs Telegram vs Signal? Seluruh aplikasi pesan instan ini sama-sama memakai end-to-end encryption. Namun, penerapannya sedikit berbeda. Enkripsi pada WhatsApp terpasang secara default, sehingga pengguna tak perlu mengotak-atik pengaturan. Signal menyediakan enkripsi terlengkap yang meliputi metadata. Sementara, Telegram menawarkan enkripsi lewat fitur Secret Chat.
Semua pesan pengguna WhatsApp disimpan dalam server yang “digembok”, namun pesan hanya tersimpan selama 30 hari setelah diterima dan akan dihapus setelahnya. Sistem enkripsi ini juga tak berlaku ketika pengguna melakukan backup. Fitur keamanan yang tersedia di WhatsApp meliputi 2FA, PIN, dan sidik jari.
Telegram memakai enkripsi MTProto yang mereka kembangkan sendiri. Namun, enkripsi ini tak diaktifkan secara default. Hanya chat yang dikirim dan diterima lewat fitur Secret Chat saja yang dilindungi enkripsi. Beberapa hal spesial yang hanya dimiliki Secret Chat adalah keterbatasan perangkat dan notifikasi screenshot chat. Hanya perangkat pengirim pesan saja yang bisa membaca chat, sekalipun akun yang sama dipakai pada perangkat lain.
Telegram juga menyediakan notifikasi saat chat discreenshot oleh orang lain. Fitur ini tak dimiliki WhatsApp maupun Signal. Percakapan grup di Telegram sifatnya tak terenkripsi karena fitur Secret Chat hanya tersedia untuk percakapan personal.
Signal memiliki Signal Protocol sebagai proteksi keamanan yang paling tinggi dibanding dua aplikasi pesan instan lainnya. Menurut Forbes, Signal tak menghimpun data apapun dari penggunanya, berbeda dengan WhatsApp dan Facebook Messenger yang menyimpan metadata pemakainya.
Signal pun melengkapi aplikasi mereka dengan enkripsi Sealed Sender, PIN dan biometrik, serta opsi untuk mencegah chat di-screenshot. Ada juga fitur untuk memburamkan wajah secara otomatis. Pengguna pun dapat mengaktifkan incognito keyboard untuk mencegah machine learning mempelajari kata-kata yang pernah Anda ketik. Signal juga memberi keleluasaan untuk menonaktifkan status online.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda termasuk yang bertahan dengan WhatsApp atau akan beralih ke Telegram dan Signal?
Sumber
https://tekno.kompas.com/read/2021/01/11/07030047/karena-whatsapp-pengguna-baru-telegram-dan-signal-meningkat-drastis
https://tekno.kompas.com/read/2021/01/09/15020077/membandingkan-fitur-dan-keamanan-whatsapp-telegram-dan-signal