Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi UMKM selama masa pandemi. Sebut saja penurunan aktivitas jual-beli, bahan baku yang sulit diakses/didapat, terhambatnya proses distribusi dan logistik, serta performa sektor jasa yang menurun. Ini dia tips agar pelaku UMKM dan bisnis bertahan di tengah krisis!
Credit: Startup Stock Photos/Pexels
Seluruh sektor tengah beradaptasi dan mencari strategi bertahan di tengah pandemi. Untuk itu, kebutuhan dan keinginan konsumen perlu menjadi titik fokus dan tumpuan bagi para pebisnis. Mengingat saat ini faktor kesehatan menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam memilih produk, pebisnis perlu memutar otak untuk menunjukkan komitmen kesehatan mereka.
Cara yang bisa dilakukan misalnya mengeluarkan program khusus delivery. Hal ini menjadi penting mengingat banyaknya pelanggan yang tak bisa beraktivitas di luar rumah. Bekerja sama dengan layanan pengantaran online juga dapat menjadi win-win solution bagi kedua bisnis.
Jika Anda memiliki bisnis yang perlu beroperasi secara offline, tunjukkan komitmen kesehatan melalui transparansi protokol kesehatan bagi pengguna. Misalnya saja, Anda bisa menunjukkan bahwa usaha makanan Anda senantiasa melakukan pengecekan suhu terhadap karyawan. Kesehatan dapat menjadi faktor andalan UMKM dan bisnis bertahan di tengah krisis.
Kaboompics/Pexels
Menurut survei konsultan Kantar dilansir dari buku “19 COVID - Pandemi dalam 19 Perspektif”, penggunaan WhatsApp terus bertumbuh dari hari ke hari. Jika pada masa awal pandemi, penggunaan WhatsApp secara global mencapai 27%, kini terjadi pertumbuhan hingga 40%. Bahkan, pada negara-negara yang tengah berada pada fase krisis pandemi, penggunaan media sosial tersebut mencapai 51%.
Media sosial dapat menjadi media promosi empuk dalam memasarkan produk UMKM. Media ini memang memiliki nilai plus karena dapat menjangkau konsumen sebanyak-banyaknya dengan modal yang minim. Inilah alasan mengapa berpikir kreatif menjadi salah satu aspek krusial agar UMKM dan bisnis bertahan di tengah krisis.
Namun, perlu ditambahkan beberapa layanan tambahan yang terhubung dengan promosi di media sosial. Tujuannya agar promosi UMKM Anda dapat memiliki nilai plus dibanding bisnis lain yang saat ini juga sedang gencar beralih ke online.
Contohnya adalah menyediakan customer service yang bersedia menjawab semua pertanyaan dan keluhan pelanggan. Bisnis Anda juga bisa menyediakan program inovatif bagi pelanggan misalnya layanan pesan antar dengan tambahan diskon untuk biaya antar atau paket menu tertentu. Untuk produk non-kuliner, bentuk kreativitas ini dapat diwujudkan melalui program gift card atau kupon untuk menarik lebih banyak pelanggan.
Inovasi juga bisa diterapkan lewat tipe barang yang diproduksi. Konsumen saat ini menginginkan fitur kesehatan yang memadai sebagai pertimbangan utama dalam memilih produk. Untuk itulah, UMKM perlu memutar cara untuk memanfaatkan aspek ini sebaik-baiknya. Sebagai contoh, para pelaku UMKM di bidang pariwisata sebagian beralih memproduksi Alat Pelindung Diri bagi tenaga kesehatan. Bidang konveksi dapat membuat masker secara massal. Begitu juga dengan usaha kosmetik yang bisa menambahkan hand sanitizer dalam daftar produk mereka.
Andrea Picquadio/Pexels
Tak hanya menjangkau pelanggan baru, pada saat genting seperti ini sangat perlu menjaga loyalitas pelanggan lama. Caranya dengan menjaga kualitas produk dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen.
Saat ini, masyarakat makin peka dan berhati-hati dalam memilih suatu produk. Untuk itulah perlu strategi customer relationship management yang baik agar UMKM dan bisnis bertahan di tengah krisis. Tujuannya tentu supaya pelanggan tak beralih ke produsen atau perusahaan lain.
Fauxels/Pexels
Menurut Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara), virus Corona telah membuat omset pengusaha warteg di Indonesia, khususnya Jabodetabek mengalami penurunan hingga 50 persen. Akhirnya, timbul suatu inisiatif untuk mengubah cara berjualan dengan hanya melayani pembelian kemasan (untuk dibawa pulang). Warteg sementara tidak lagi melayani pembelian makan di tempat. Hal ini membuat UMKM dapat tetap mendapat omzet meski dalam keterbatasan jarak.
Saat ini, terjadi pergeseran pola konsumsi lainnya dengan adanya tren dompet digital. Menurut survei IPSOS yang dilansir Republika pada Februari 2020, ternyata 68% konsumen mengaku nyaman dalam menggunakan dompet digital. Hanya dengan penggunaan QR Code, transaksi offline maupun online dapat terjadi dalam sekejap. Hal ini bisa dijadikan strategi bagi UMKM dan bisnis kecil dalam hal sistem pembayaran.
Meski begitu, terkadang vendor dan pengguna kesulitan karena memakai brand dompet digital yang berbeda. Melalui sistem QRIS, pembayaran dari berbagai dompet digital dapat dilakukan melalui satu QR Code saja.
QRIS adalah produk keluaran Bank Indonesia yang dibuat untuk memudahkan UMKM dan bisnis kecil dalam melayani pembayaran selama pandemi. Alat yang dibutuhkan untuk menerapkan QRIS sangat sederhana. Anda cukup memiliki sebuah scanner QRIS yang akan membantu kemudahan sistem pembayaran.
Scanner ini dapat didapatkan di Smartcomputerindo, penyedia perkakas dan perangkat IT terlengkap. Selain mengurangi kontak fisik, pemakaian QRIS akan membuat bisnis lebih relevan dan sejalan dengan tren pembayaran digital. QRIS adalah salah satu strategi yang tepat agar UMKM dan bisnis dapat bertahan di tengah krisis. Investasi scanner QRIS sekarang agar proses berbisnis pada UMKM Anda mampu berjalan secara lebih optimal.
Sumber
https://www.merdeka.com/jabar/7-cara-menjaga-bisnis-tetap-bertahan-di-tengah-pandemi-virus-corona-kln.html
https://books.google.co.id/books?id=r0rrDwAAQBAJ&pg=PA110&dq=umkm+pandemi&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiqrqyS48vqAhXGc30KHSPFC_0Q6AEwAXoECAEQAg#v=onepage&q=umkm%20pandemi&f=false
https://tirto.id/4-cara-agar-bisnis-tetap-bertahan-selama-pandemi-corona-covid-19-eNCX
https://republika.co.id/berita/q5thko428/survei-68-persen-konsumen-nyaman-dengan-dompet-digital