Aplikasi MyHeritage mendadak viral. Konten-konten TikTok tentangnya disebarluaskan di Twitter, menampakkan foto lawas dari bapak ibu yang sudah tiada dengan gerakan mata dan bibir layaknya animasi di film, membangkitkan kenangan lama.
myheritage.com
Teknologi animasi foto yang dipakai oleh MyHeritage berada di bawah lisensi D-ID, perusahaan yang memiliki spesialisasi di bidang deep learning. MyHeritage kemudian menanamkan teknologi ini untuk menggerakkan wajah pada foto-foto lawas dan menciptakan video footage berkualitas tinggi yang tampak realistis.
Fitur yang dinamai Deep Nostalgia ini menggunakan beberapa driver yang telah disiapkan MyHeritage. Setiap driver pada dasarnya adalah video yang terdiri dari sequence pergerakan dan gestur. Driver inilah yang memberikan movements tadi pada foto lawas yang Anda unggah, mulai dari senyuman, kedipan, atau pergerakan kepala.
Fitur Deep Nostalgia membutuhkan foto wajah dengan high-resolution untuk bisa menciptakan animasi. Padahal, sebagian besar foto lawas cenderung kecil dan blur. Inilah mengapa MyHeritage membekali Deep Nostalgia dengan Photo Enhancer, sehingga foto yang blur dan memiliki low-resolution sekalipun dapat memiliki kualitas yang tajam.
Jika terdapat beberapa wajah dalam foto yang Anda unggah, Anda perlu melakukan animate pada wajah-wajah tersebut satu persatu. Secara otomatis, sistem Deep Nostalgia akan menentukan urutan gestur mana yang paling cocok untuk suatu wajah berdasarkan orientasinya. Namun, Anda juga bisa mengontrol pilihan gestur dengan memilihnya dari opsi My Photos pada versi website.
Darimana MyHeritage mendapatkan sequence gestur-gestur? Rupanya, seluruh pergerakan dari driver tersebut adalah gestur asli manusia yang diperoleh dari para aktor atau karyawan MyHeritage. Namun, hasil yang Anda peroleh tentu saja hanya merupakan simulasi pergerakan visual alias perkiraan movement dari wajah di dalam foto.
Untuk memperoleh video animasi dari suatu wajah, Anda hanya perlu menunggu selama 10-20 detik saja. Deep Nostalgia juga berfungsi pada foto hitam putih.
Myheritage.com
Apa yang dilakukan MyHeritage sebetulnya bukan sesuatu yang baru. Kita mengenalnya sebagai teknologi Deepfake. Teknologi ini memanfaatkan artificial intelligence yang dapat memanipulasi wajah dan suara seseorang dalam video atau konten digital sedemikian rupa sesuai keinginan.
Contoh simpelnya adalah deepfake news anchor di salah satu stasiun televisi Korea Selatan MBN, beberapa waktu yang lalu. Pada layar, tampak pembawa berita Kim Jooha membacakan berita utama. Namun, ia bukanlah Kim Jooha yang sebenarnya, melainkan deepfake yang didapatkan dari salinan tubuh, gerakan, dan suara news anchor tersebut.
Para pemirsa telah diberitahu sebelumnya, dan mereka menunjukkan reaksi beragam. Ada yang merasa takjub melihat realistisnya deepfake tersebut. Namun, ada pula yang khawatir Kim Jooha yang asli berpotensi kehilangan pekerjaannya.
Konten deepfake telah banyak beredar di sekitar kita tanpa disadari. Lihat saja video-asli-tapi-palsu yang menampilkan wajah aktor tertentu. Beberapa waktu lalu, sempat muncul juga tren aplikasi foto yang dapat memanipulasi tampilan fisik seseorang sesuai usia (baby, old) bahkan mengganti tampilan visualnya sesuai jenis kelamin.
Tak dapat dipungkiri deepfake memang semakin banyak digunakan secara komersial. Misalnya Synthesia, perusahaan berbasis di London yang membuat video pelatihan yang didukung kecerdasan buatan (AI) untuk perusahaan periklanan global seperti WPP dan konsultan bisnis Accenture.
Wikimedia Common
Untuk membuat video dengan AI menggunakan sistem Synthesia, Anda cukup memilih satu dari sejumlah avatar dan ketikkan kata-kata yang Anda ingin mereka katakan. Melalui sistem Synthesia, perusahaan global dapat dengan mudah membuat video dalam berbagai bahasa untuk tujuan tertentu seperti pelatihan internal. Hal ini akan memudahkan perusahaan dengan banyak cabang yang berbicara dalam berbagai bahasa dan perlu menyampaikan informasi yang kompleks.
Teknologi deepfake pun diproyeksikan akan semakin canggih di masa depan. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti etika dan hukum untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan misalnya revenge porn.
Sumber
https://www.myheritage.com/deep-nostalgia
https://www.kompas.tv/article/154175/bahaya-teknologi-deepfake-di-aplikasi-myheritage-seperti-apa?page=3
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-56318804