TECHMinar Kreen Indonesia bertajuk Cyber Security: Protect and Thrive berhasil membongkar strategi proteksi data yang sangat penting bagis bisnis. Termasuk berbagai serangan cyber dan apa yang bisa dilakukan perusahaan dalam menanganinya.
Nunil Pantjawati yang merupakan perwakilan dari BSSN menyoroti efek COVID-19 yang membuat semua orang terkoneksi ke dunia digital. Hal ini mampu menjadi peluang bagi bisnis, terutama jika berbicara soal transaksi e-commerce.
Sayangnya, aktivitas yang melibatkan lembaga keuangan digital alias financial tech ini seringkali kecolongan. Banyak perusahaan belum menganggap cyber security sebagai aspek yang penting sehingga hanya menganggarkan jumlah sedikit dari keuangan usaha. Padahal, resiko kebocoran data pada tingkat aplikasi sangat tinggi.
Nunil menyayangkan banyaknya kebocoran data yang dapat diperjualbelikan oleh orang-orang tak berwenang ini. Apalagi, banyak fintech bodong yang memanfaatkan momen ini untuk mengakses data pribadi pengguna seluas-luasnya.
Nunil dan BSSN telah berencana untuk mewujudkan cyber security pada tataran nasional melalui Peta Okupasi Nasional.. Salah satunya adalah rencana memasukkan cyber security dalam kurikulum pendidikan.
Nico Tidar Lantang, Senior Information Security Engineer di Proxis menjelaskan berbagai metode hacking yang sangat beragam. Rupanya, hacking bisa dilakukan dengan meniru orang terdekat, membuat aplikasi tak berfungsi, hingga menebak password.
Ia menjelaskan pentingnya strategi proteksi data bagi perusahaan. Tujuannya untuk melakukan antisipasi, misalnya dengan penerapan security policy dan desain jaringan yang aman, hingga melakukan audit.
Kamas Muhammad, Pre-sales Engineer dari VSTECS menjelaskan bahwa tantangan keamanan sistem digital semakin kompleks seiring dengan merumitnya jaringan. Firewall filtering tak lagi cukup dilakukan, perlu ada security fabric.
Ketiga speaker menyadari bahwa sumber daya manusia tak bisa sepenuhnya mengandalkan teknologi saja. Mereka harus memahami dan mengupgrade kemampuan untuk mengoperasikan segala fasilitas digital tersebut. Tujuannya agar mampu menemukan celah kebocoran data di masa depan.
Implementasi cyber security yang baik pun tak dapat dilakukan secara instan, melainkan bertahap. Harus ada aturan yang jelas, alokasi budget yang memadai, serta komitmen kedisiplinan yang tinggi dalam menerapkan proteksi data perusahaan.
Selain itu, sejak dini sebaiknya anak-anak diberi literasi baik dalam bentuk pendidikan formal maupun wawasan informal agar tumbuh kesadaran dan sifat bijak dalam berinternet.
Bagi perusahaan dalam skala apapun, menjaga keamanan data bersifat wajib dan penting. Perlu ada backup dan sistem yang menjamin transaksi dengan konsumen berjalan dengan aman.
Sedangkan bagi pengguna internet secara umum, ada baiknya tidak memakai password yang sama untuk setiap akun media sosial. Pasalnya, bila satu password berhasil dicuri, akun media sosial lain juga berpotensi untuk diretas.