TECHMinar Kreen Indonesia Smart Cities: New Challenge to Ensure Hygiene, Safe, Reliable, and Resilient Services berhasil mengulas pencapaian sekaligus tantangan dalam mewujudkan mimpi Smart City Indonesia.
Yudhistira Nugraha selaku Head of Smart City Jakarta membahas perspektif soal smart city yang kerap salah kaprah. Menurutnya, untuk melaksanakan smart city jangan melulu bicara soal teknologi. Aspek yang perlu diperhatikan justru partisipasi yang timbul dari masyarakat. Teknologi hendaknya dipandang sebagai sarana yang mampu memenuhi kebutuhan dan permasalahan dari masyarakat.
Menurut Yudhis, smart city di Jakarta juga awalnya dilandasi dari problematika. Contohnya saja produksi sampah yang tinggi dan kemacetan. Selain itu, smart city juga mempertimbangkan kelebihan yang dimiliki Jakarta misalnya luas laut 10x lipat luas dari daratan, jumlah penduduk yang mencapai 10.3 juta.
Pengembangan smart city perlu dilihat sebagai penciptaan ekosistem yang melibatkan kolaborasi antara collaborator (pemerintah) dg co creator (warga, akademisi, media, industri, bisnis, investor, dan lembaga lainnya). Kuncinya adalah menciptakan kota yang inovatif dan memberikan kebahagiaan bagi warganya.
Maya Arvini, COO Qlue, sebuah startup yang pernah berkolaborasi dengan Jakarta dan kini fokus membantu mewujudkan smart city Indonesia juga mengamini hal tersebut. Menurutnya, hal paling penting adalah dukungan pemerintah dibarengi literasi dari masyarakat sehingga tercipta eksekusi yang baik. Percuma bila banyak teknologi namun tidak dipakai atau sifatnya tidak tepat guna.
Fery Yadi sebagai perwakilan InnoGraph yang bergerak di digital display mengaku berkontribusi dalam menyampaikan informasi soal COVID-19 dalam bentuk visual yang menarik. Perusahaan ini juga turut membantu terciptanya informasi publik yang lebih transparan sesuai protokol kesehatan.
Contohnya tampak pada rute dan jadwal transportasi publik, contactless payment, service atau absensi untuk menghindari kerumunan dan antrian yang tak diperlukan.
HIKVision sebagai penyedia solusi keamanan juga memberikan inovasi untuk menggalakkan smart city di tengah pandemi. Teknologi tersebut dibagi dalam 3 tahap yakni city basic surveillance, collect data, dan data sharing.
Nyatanya, konsep smart city justru makin relevan saat pandemi. Bila diterapkan dengan maksimal, smart city Indonesia mampu mewujudkan birokrasi yang lebih sederhana dan akurat karena berdasarkan data dan bersifat real-time.