Perusahaan konsol game asal Jepang, SEGA, kabarnya akan menjual bisnis arcade mereka pada Genda Inc. Namun, bukan berarti bisnis game arcade di perusahaan ini akan lenyap begitu saja.
Meski sepakat menjual 85,1 persen saham dari bisnis arcade Sega Entertainment, Sega meyakinkan pelanggan bahwa mereka masih dapat mengunjungi tempat hiburan untuk bermain game arcade.
Di bawah payung SEGA Entertainment, Sega Sammy Holdings telah melebarkan 193 video game arcade di Jepang. Sayangnya, usaha ini terdampak kerugian hingga 20 persen akibat pandemi.
Nicholas Doherty/Unsplash
Game arcade adalah mesin permainan hiburan yang dioperasikan dengan koin dan umumnya tersedia di tempat-tempat seperti restoran, bioskop, bar, dan pusat permainan. Sedangkan, Genda Inc merupakan perusahaan penyedia jasa penyewaan sarana tempat hiburan yang berbasis di Tokyo, Jepang.
Setelah resmi membeli saham, Genda Inc akan mengambil alih sekitar 200 mesin game arcade, namun tetap mempertahankan nama dan merek Sega. Sehingga, yang berbeda hanyalah manajemennya saja. Kurang lebih begitulah skema penjualan dan pembelian saham antar dua perusahaan yang akan dilaksanakan mulai Desember tahun ini.
Saat ini, SEGA mengaku akan lebih fokus pada pengembangan bisnis konsol video game rumahan yang diproyeksikan akan tumbuh di masa depan.
Senad Palic/Unsplash
Sebelumnya, Sega Entertainment telah menutup salah satu distrik video game arcade paling ikonik, Akihabara Building 2 pada Agustus 2020 lalu. Menurut Ubergizmo yang dikutip oleh KompasTekno, Sega diprediksi akan mengalami kerugian mencapai 191 juta dollar (sekitar Rp 2,7 triliun) pada akhir tahun fiskal 2020.
Sumber
https://tekno.kompas.com/read/2020/11/09/07030077/sega-jual-bisnis-game-arcade-imbas-pandemi-covid-19
https://hypebeast.com/2020/11/sega-japan-arcade-business-sell-off-news
https://www.eurogamer.net/articles/2020-11-05-sega-sells-off-its-arcade-business-due-to-coronavirus