Insight menarik yang diperoleh dari TECHMinar Content Marketing World adalah bahwa definisi content marketing tak sesimpel yang dipikirkan orang.
Juli Andrian, Content Marketing Specialist DailySocial.id mengatakan bahwa selain memikirkan aspek kreatif, ada baiknya seorang content marketer memahami elemen teknis lainnya untuk menilai apakah upaya content marketing yang dilakukan sudah efektif.
Mengutip quote terkenal ‘content is king but distribution is queen’, Juli menjelaskan mengapa konten dan distribusi adalah dua aspek yang tak bisa dipisahkan. Juli juga menekankan pentingnya memahami objective atau tujuan dalam memulai upaya content marketing. Apakah brand awareness, atau engagement? Atau justru soft-selling maupun hard-selling?
Dwi Andika Pratama, CEO Impactful Writing membagi aspek content marketing menjadi 3 bagian, yakni konten, channel, dan audiens. Setelah menentukan audiens yang dituju dan memahami channel apa yang menjadi tempat mereka berkumpul, saatnya memasarkan konten yang tepat lewat channel tersebut. Harapannya, prospek akan berubah menjadi pembeli, dan akhirnya bisa menjadi pelanggan.
Wahidini Nur Aflah, seorang Digital Content Creator di Twitter dengan 14k followers menjelaskan pentingnya personal branding untuk memulai profesi sebagai kreator konten. Menurutnya, tak penting lagi menciptakan konten yang sempurna, lebih baik menciptakan konten yang berbeda.
“Perbedaan” ini diperoleh dari value yang dipasarkan lewat personal branding. Melalui konsep ikigai, kita bisa menemukan topik yang disukai, konsistensi terhadap konten tersebut, manfaat topik yang dimiliki konten tersebut, hingga kemampuan monetisasi dari konten di masa depan.
Pendiri Catch Me Up!, terobosan email marketing di bidang media online, Haifa Inayah menjelaskan beberapa hakikat copywriting yang ia terapkan dalam usahanya. Ia mengaku berusaha menciptakan konten yang relatable dengan audiensnya.
Masalah saat membaca berita seperti potensi kelebihan informasi dan distraksi tak nyaman pada portal berita membuat Haifa dan timnya terketuk membuat media online dengan informasi yang mudah dicerna dan memiliki editorial style unik yang sulit ditiru siapapun.
Dwi menambahkan tips copywriting yakni untuk fokus pada masalah dan minat pembaca, sehingga ada emosi yang tersentuh.
Saat menghadapi burnout dari rutinitas content marketing, keempat speakers berusaha mengingat lagi komitmen dan motivasi dalam melakukan upaya tersebut. Mereka juga menyadari pentingnya membangun komunikasi yang berkelanjutan dalam content marketing.
Setelah konten didistribusi, masih ada PR lainnya yakni mempertahankan engagement audiens terhadap konten mereka. Cara yang dilakukan sangat beragam, misalnya membalas komentar, mengadakan LIVE Instagram, dan mendengarkan keinginan konsumen.