Anda mungkin adalah seorang pemimpin di suatu perusahaan, atau bisa jadi Anda adalah pemilik bisnis milik pribadi. Keduanya sama-sama membutuhkan gaya kepemimpinan yang optimal. Apakah Anda sudah menemukan leadership style yang paling cocok untuk Anda? Mengutip Harvard Business Review, inilah langkah efektif dalam memulai pencarian Anda!
Edmond Dantes/Pexels
Sebelum menjajal langkah-langkah untuk menemukan leadership style yang tepat, Anda perlu memahami perbedaan style dan personality. Personality adalah sifat bawaan yang ada dalam diri Anda, watak ini kemungkinan besar tak bisa lagi diutak-atik. Lain halnya dengan style, yang merujuk pada apa yang Anda lakukan, bagaimana Anda melakukannya, dan seberapa sering Anda melakukannya.
Style dibentuk atau ditunjukkan dalam sekumpulan perilaku yang disebut markers. Sosiologis Howard Giles dan koleganya mengidentifikasi beberapa social markers yang kita pakai untuk menunjukkan siapa diri kita dan bagaimana kita mengevaluasi perilaku orang lain.
Social markers dapat diekspresikan melalui bahasa, komunikasi non-verbal seperti bahasa tubuh, atau context setting (meletakkan kepala di atas meja, misalnya). Social markers yang Anda pilih akan menentukan bagaimana orang-orang memandang Anda.
Sinyal yang kita kirimkan pada orang lain secara sederhana dibagi menjadi 2 kategori: power dan attractiveness. Tak ada yang betul-betul baik atau buruk dari dua kelompok tersebut.
Powerful markers ditandai dengan ekspresi percaya diri, kompetensi, karisma, dan pengaruh, namun juga arogansi, sifat abrasif, dan intimidasi. Attractiveness markers berkaitan dengan ekspresi keramahan, mudah didekati, mudah disenangi (easy going), namun juga sifat kurang berani, kurang percaya diri, dan penurut.
Natural style seseorang dibentuk melalui sekumpulan markers ini. Beberapa natural style yang paling sering ditemukan adalah powerful, lean powerful, blended, lean attractive, dan attractive.
Namun, blended style yang menggabungkan powerful dan attractiveness secara seimbang jarang ditemukan. Padahal, blended bisa dikatakan sebagai style leader yang paling memiliki “presence” karena didukung oleh kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi.
Pixabay
Seperti yang telah dijelaskan di atas, social markers yang Anda tunjukkan akan menjadi cara dalam menilai orang lain, termasuk bagaimana cara orang lain menilai Anda.
Untuk itu, pertama kenalilah diri sendiri dan leadership style yang selama ini telah Anda tunjukkan. Komentar dari orang-orang terdekat, misalnya “selama ini Anda terlalu baik,” atau “Anda jarang mendengarkan pendapat orang lain” bisa menjadi salah satu pertimbangan dalam menemukan leadership style yang tepat. Tanyalah kepada mereka dan gunakan feedback yang ada sebagai insight.
Setelahnya, tambahkan dengan penilaian Anda sendiri, dan perkirakan kecenderungan markers yang Anda pakai. Bila perlu, Anda bisa menyusun, melakukan checklist, dan membandingkan daftar powerful dan attractiveness markers yang Anda buat sendiri.
Christina Morello/Pexels
Saatnya menuju keseimbangan, menyongsong leadership style ideal: blended. Untuk mengarah ke sana, Anda harus menjajal sendiri berbagai markers yang ada. Pilih sebuah verbal dan non-verbal markers, lalu lakukan keduanya secara bersamaan dalam sebuah interaksi.
Misalnya, ketika Anda “tampak” sebagai sosok yang terlalu mendominasi, Anda dapat lebih banyak menggunakan lebih banyak attractive marker. Contohnya, menggunakan kata “kita” dan “kami” ketimbang “saya” atau “aku” atau “tim saya” sebagai bahasa partnership yang tidak posesif dan lebih kooperatif.
Anda juga dapat menunjukkan perilaku empathetic listening dengan menurunkan tempo diskusi, mendengarkan dan mengonfirmasi pernyataan dari setiap anggota tim. Hal ini ditunjukkan juga dengan eye contact yang lebih lama selama Anda mendengarkan.
Bila hal ini dirasa terlalu sulit, berlatih dengan teman, mentor, atau coach dapat dilakukan. Hal ini akan membuat Anda lebih cepat beradaptasi dengan sebuah perilaku baru.
Mulailah pilah dan seleksi komponen powerful markers & attractiveness markers dalam sebuah situasi. Pertimbangkan bagaimana Anda ingin “dilihat” dalam situasi tertentu dan pilihlah markers yang paling memperkuat gaya tersebut.
Ketika Anda ingin dilihat sebagai “penasihat terpercaya”, pakailah attractiveness. Saat Anda ingin terlihat sebagai “seseorang yang disegani”, gunakan powerful markers. Namun jangan berlebihan, satu atau dua penanda di setiap kategori harus cukup untuk membangun atau mengubah kesan orang lain tentang Anda.
Christina Morillo/Pexels
Kemampuan penting seorang leader adalah read the room alias membaca situasi sekitar. Anda mungkin telah merencanakan markers apa yang akan Anda pilih, namun saat terjun ke realita, bisa jadi pilihan yang harus Anda ambil benar-benar berbeda.
Inilah pentingnya mempertimbangkan markers dari orang lain sebelum Anda mengambil pendekatan atau leadership style tertentu. Kadang, Anda juga perlu menyesuaikan markers Anda dengan orang lain.
Meniru gaya orang lain atau mengembangkan gaya Anda sendiri dengan cara baru untuk menciptakan “jangkauan diri” yang lebih luas bukan berarti Anda tidak autentik; hal tersebut justru menunjukkan pertumbuhan Anda sebagai pemimpin.
Pemimpin yang sukses memiliki sifat jujur tentang siapa diri mereka. Pada sisi lainnya, mereka juga terus membuat penyesuaian kecil dalam cara mereka membawa diri, cara mereka berkomunikasi, dan cara mereka berinteraksi tergantung pada keadaan.
Selamat menemukan leadership style atau gaya kepemimpinan yang tepat, entrepreneurs!
Sumber
https://hbr.org/2020/11/how-to-develop-your-leadership-style