“Hanya mereka yang agile dan cepat beradaptasi yang mampu bertahan.”
Anda sering mendengar kata agile akhir-akhir ini? Menurut bahasa, agility berarti ketangkasan. Lantas, apa hubungannya dengan dunia kerja?
Metode agile adalah pendekatan manajemen proyek yang umumnya dikenal dalam bidang pengembangan perangkat lunak. Metode ini membantu tim menanggapi ketidakpastian pengembangan produk. Tim Anda akan bersiap dengan perencanaan adaptif, peningkatan berkelanjutan, dan respons cepat yang fleksibel terhadap perubahan.
Dalam dunia bisnis, agility adalah metode yang menempatkan proyek dalam skala yang lebih kecil dan melibatkan anggota tim lewat kolaborasi yang konstan dan iterasi berkelanjutan. Metode ini menawarkan pendekatan yang berulang dan bertahap, jadi tidak bekerja secara berurutan dan menciptakan produk di akhir proyek.
Perusahaan mengadopsi agile dengan tujuan menjadi lebih produktif dan kolaboratif. Mereka mendorong pertumbuhan dan pengembangan karyawan secara keseluruhan. Lebih dari 71 persen organisasi di seluruh dunia telah mengadopsi pendekatan agile di dalam fungsi mereka. Survey membuktikan, 98 persen dari organisasi ini mampu mencapai kesuksesan.
Istilah agile juga dikenal sebagai metode, prinsip, dan bingkai kerja manajerial. Sebuah perusahaan yang agile akan berusaha menerapkan 3 prinsip utama dalam menjalankan organisasi: empati; self-aware; dan proactive. Mereka peduli dengan persepsi konsumen, senantiasa memetakan kekuatan dan kelebihan mereka, dalam rangka menemukan perbaikan yang mungkin mereka lakukan.
Di tengah perubahan abad ke-21 yang makin diperparah oleh pandemi, agile working menjadi solusi. Cara kerja baru ini menggabungkan kemajuan teknologi modern, pergeseran sikap terhadap tempat kerja, dan perubahan tuntutan karyawan di abad ke-21. Melalui agile working, staf dan karyawan dapat meningkatkan produktivitas sehingga menimbulkan efek positif bagi pengembangan diri maupun perusahaan.
Sumberdaya manusia yang memiliki karakter agile akan memiliki peningkatan tanggung jawab moral yang kelak dapat mewujudkan kepuasan pelanggan. Para karyawan yang mampu menerapkan agile working pada akhirnya bisa mengubah perasaan mereka tentang pekerjaan, menggabungkan kebutuhan kerja dan kebutuhan sehari-hari, yang diiringi dengan kesejahteraan dan tujuan yang lebih besar di tempat kerja.
Sifat agile membuat seseorang mampu menyesuaikan diri untuk bekerja bagaimanapun keadaan yang ada: kapan; di manapun tempatnya; bagaimana pun caranya. Seseorang yang agile akan terbebas dari keterikatan pada “ruang kerja fisik”, dan mendorong diri mereka untuk “bekerja cerdas.”
Suatu perusahaan atau organisasi yang agile akan berusaha menemukan cara kerja yang paling tepat dan efektif untuk suatu pekerjaan. Fokusnya adalah memberikan pedoman (tugas), tanpa memberi batasan (tentang bagaimana Anda mencapainya).
Agile percaya bahwa pekerja yang ideal adalah pekerja yang cerdas, kreatif, dan inovatif, Artinya, ketimbang melakukan beberapa tugas secara berulang-ulang, ia mampu mencari cara baru dan inovatif dalam melakukan sesuatu.
Lantas, apa arti sesungguhnya mengenai agility dalam diri seseorang? Seberapa penting menjadi seseorang yang agile di tempat kerja? Bagaimana caranya?
Semua pertanyaan ini akan terjawab dengan menghadiri TECHMinar Agility in Workplace yang akan diadakan 30 Maret 2021 pukul 13.30-15.30. Acara ini akan dihadiri oleh Ugeng Wijaya, (Agile Coach Ekipa Agile Consultancy), Alinne Rosida Djumhana (CEO of Better&Co, ICAgile Authorized Instructor), dan Galih Sakitri, MM, MBA (Researcher of People & Organization Faculty Member at School of Business and Economics, Universitas Prasetiya Mulya).
Jangan lupa daftar sekarang dengan scan QR Code yang tertera di poster, dapatkan e-certificate gratis!
Sumber
https://www.agilecampus.org/apa-itu-agile
https://sprout.co.id/id/apa-itu-agile/
http://shiftindonesia.com/menjadi-agile-agar-lebih-produktif/#:~:text=Dalam%20dunia%20bisnis%2C%20agility%20adalah,menciptakan%20produk%20di%20akhir%20proyek.
https://rupacita.com/agile-working-cara-kerja-baru-kantor/