Melansir Foundertech.com, sebanyak 78% bisnis kecil telah mengadopsi teknologi cloud di tahun 2020. Indonesia pun disebut sebagai pasar yang besar bagi penyedia layanan komputasi awan. Hal ini didukung dengan rencana pembangunan data center di Indonesia oleh Amazon Web Services di tahun 2021. Apakah perusahaan Anda juga tertarik untuk beralih ke cloud computing? Sebaiknya, pikirkan dulu hal-hal berikut.
Freepik.com
Sebelum memutuskan untuk mengadopsi cloud computing, pahami dulu definisi dari cloud. Cloud artinya tempat di mana kita dapat mengakses teknologi saat kita membutuhkannya, selama kita membutuhkannya.
Sedangkan, cloud computing merujuk pada komputasi yang tersebar melalui jaringan dan kemampuan menjalankan program di banyak komputer pada saat yang bersamaan. Komputasi awan adalah model teknologi yang mendukung penyampaian sumber daya IT seperti server, storage, dan aplikasi pada saat dibutuhkan.
Karakteristik khusus yang dimiliki cloud adalah on-demand self-service (layanan mandiri sesuai kebutuhan), resource pooling (pengumpulan sumber daya), dan rapid elasticity (elastisitas yang tinggi). Bila mengadopsi teknologi cloud, perusahaan memiliki keuntungan karena dapat membeli layanan IT sesuai kebutuhan dan hanya membayar biaya sumber daya yang dikonsumsi.
Bagaimana sistem kerja cloud? Ketika Anda mengunggah suatu file ke cloud, file tersebut akan dikirim lewat internet ke suatu server. Penyedia layanan cloud mempunya ratusan dan ribuan server fisik bernama server fams atau ladang server yang berlokasi di pusat data di seluruh dunia. Anda dapat mengakses file Anda dari perangkat apapun sepanjang teknologi tersebut memiliki koneksi internet.
Jangan asal memakai cloud computing hanya karena tergiur iming-iming harga murah dan fleksibilitas akses data. Pikirkan dulu beberapa hal ini agar bisa menyesuaikan pilihan cloud dengan kebutuhan perusahaan Anda.
Hal pertama yang perlu dipertimbangkan sebelum menggunakan cloud computing adalah jenis environment cloud yang Anda inginkan. Apakah perusahaan Anda akan memilih public, private, atau hybrid cloud environment?
Public cloud adalah layanan yang dikelola oleh vendor pihak ketiga melalui internet. Platform ini paling cocok untuk bisnis skala kecil dan menengah. Sebab, public cloud menyediakan kontrol pengubahan daya pemrosesan, kapasitas penyimpanan, dan pengaturan akun pengguna kapan saja. Artinya, terdapat fleksibilitas yang sangat tinggi untuk meningkatkan dan menurunkan layanan sesuai kebutuhan.
Layanan private cloud akan menyediakan infrastruktur khusus yang dikelola oleh tim TI internal atau vendor pihak ketiga. Anda punya kendali soal bagaimana data dikelola dan diamankan. Inilah alasan private cloud paling sesuai bagi bisnis yang memiliki kewajiban & kepatuhan data yang ketat. Sayangnya, Anda perlu membeli dan memelihara server Anda sendiri, sehingga akan memakan biaya yang lebih besar.
Pilihan lainnya adalah hybrid cloud yang memungkinkan Anda mendapat kombinasi keduanya. Contohnya adalah penyimpanan aplikasi dan data yang sangat penting di cloud pribadi sementara beban kerja yang berat seperti aplikasi intensif grafis dapat dijalankan lewat cloud publik.
Setelah menentukan environment cloud, Anda juga perlu mempertimbangkan model atau jenis cloud yang ingin Anda pakai di perusahaan.
Beberapa jenis cloud yang paling umum adalah Infrastructure as a Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS), and Software as a Service (SaaS). Masing-masing jenis cloud memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Anda perlu memilih yang paling tepat sesuai rancang kebutuhan perusahaan Anda.
Perlu menjadi catatan bahwa tak semua aplikasi dan software bersifat kompatibel dengan teknologi cloud. Misalnya saja accounting software lawas yang kemungkinan tak didesain untuk pemakaian cloud. Hal ini tentu akan mempengaruhi keputusan pembelian cloud. Anda mungkin harus memperbarui model aplikasi atau software perusahaan atau melakukan rekonfigurasi.
Dalam mengoptimalkan cloud computing, penting untuk memiliki koneksi yang cepat dan stabil. Beberapa aplikasi berbasis cloud seperti Skype for Business dan Office 365 membutuhkan bandwidth minimum sebesar 300 Kbps per pengguna agar dapat dijalankan dengan maksimal. Sebaiknya, Anda memastikan bahwa jaringan kantor Anda setidaknya memiliki kecepatan 10Mbps.
Seperti investasi aset kantor lainnya, perhitungkan juga biaya IT yang dikeluarkan dan tingkat ROI. Salah satu keuntungan bermigrasi ke layanan cloud adalah teknologi cloud umumnya dicantumkan sebagai pengeluaran operasi (OPEX). Dalam hal biaya operasional, biaya langganan cloud Anda harus menutupi sebagian besar cost Anda.
Layanan cloud di seluruh dunia (termasuk Indonesia) kian menjamur dan tak terhitung jumlahnya. Lakukan riset dengan melihat-lihat testimoni, mulai diskusi dengan perusahaan lain yang Anda percayai, dan carilah sumber informasi secara online. Vendor yang ideal akan memiliki track record yang kuat dari segi performance maupun customer service.
Perhatikan hal-hal seperti low latency sebagai indikator dalam memilih vendor cloud terbaik. Layanan yang cepat dan andal juga sangat penting karena penyedia cloud Anda pada dasarnya adalah departemen IT eksternal bagi perusahaan Anda. Jika vendor lambat menangani masalah Anda, kemungkinan besar akan mengganggu kecepatan Anda dalam merespon konsumen.
Salah satu unsur krusial namun sering dilewatkan adalah keamanan dalam penyimpanan data, terutama yang sifatnya sensitif. Anda harus menemukan titik tengah dalam proses sharing data yang efektif namun juga dapat melindungi data semaksimal mungkin.
Tanyakan pada vendor di mana letak data centre mereka? Siapa yang dapat mengakses data centre dan bagaimana caranya? Tindakan preventif apa yang diambil vendor untuk mencegah akses tak berizin atau upaya hacking? Apakah penyedia layanan akan memberitahu Anda ketika terjadi kebocoran data? Apakah vendor telah melakukan audit keamanan beberapa waktu terakhir dan akankah mereka menunjukkan hasil auditnya pada Anda?
Data kini diposisikan serupa mata uang yang dapat menjadi keuntungan sekaligus sumber sasaran kejahatan. Untuk itu, Anda sebagai pemilik bisnis harus memastikan bahwa vendor cloud mematuhi aturan hukum yang selaras dengan aturan yang dipatuhi perusahaan Anda.
Bisnis Anda mungkin memiliki aturan audit internal yang menuntut penanganan informasi sensitif secara hati-hati. Jika Anda berada dalam industri yang teregulasi atau berbisnis dengan pemerintah, Anda mungkin akan dikenakan pembatasan dalam penanganan data.
Pastikan vendor juga memahami undang-undang privasi terbaru yang mempengaruhi bisnis Anda dan menyatakan secara tertulis komitmennya terhadap kerahasiaan dan metode untuk mengamankan data Anda.
Sumber
https://www.entrepreneur.com/article/220779
Meta Keyword