New Normal Hotel Innovation: Adaptasi Bisnis Hotel di Masa Pandemi
New Normal Hotel Innovation: Adaptasi Bisnis Hotel di Masa Pandemi
Bisnis hotel menjadi salah satu sektor yang cukup terpukul di masa pandemi. Berdasarkan data BPS, tingkat hunian sempat anjlok dari 32.24% menjadi 12.67% dari bulan Maret ke April 2020. Sejak PSBB kembali diperketat, hotel-hotel di Jakarta khawatir pendapatan yang sempat naik saat PSBB transisi kembali jatuh.
Sejak 2020, lama menginap tamu asing yang menjadi salah satu target hotel berbintang juga menurun. Rata-rata dari mereka menginap 1,66 hari, turun 0,14 poin dari Juli 2019. Kunjungan wisman per Juli 2020 juga mengalami penurunan sebesar 89.12% dibanding Juli 2019.
Setelah masa PSBB diperketat, tingkat okupansi hotel dan take away restoran diperkirakan akan menurun drastis. Salah satu kebijakan pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut adalah menggunakan kamar hotel untuk fasilitas isolasi mandiri. Saat ini, pengusaha bisnis hotel telah menyiapkan 20 hotel dan 4.000 kamar.
Berbagai strategi lainnya juga dimunculkan oleh pemilik hotel untuk menanggulangi dampak COVID-19 terhadap revenue mereka. Mulai dari promo, penguatan branding higienitas dan protokol kesehatan, hingga fasilitas dan paket isolasi OTG COVID-19.
Strategi isolasi ini dianggap akan cukup efektif dalam menaikkan tingkat kunjungan dan hunian. Sayangnya, ada juga tantangan yang menghadang yakni stigma masyarakat terhadap hotel yang memberi layanan paket isolasi.
Bagaimana bisnis hotel beradaptasi di new normal? Strategi apa yang akhirnya dipakai untuk bertahan? Bagaimana hotel dan penginapan menjamin kesehatan konsumen?
Seluruh aspek ini akan dibahas dalam TECHMInar New Normal Hotel Innovation. Dihadiri Paundra Hanutama (Director of Marketing and Communication Aston Priority Simatupang Hotel & Conference Center), Ancha Apriansyah (Corporate Marketing Communication Manager Hotel GranDhika Indonesia), Halim Chandra (Hotelindoo), Wahyu Wikan Trispratiwi (General Manager The 101 Yogyakarta Tugu), serta Andre Notohamijoyo (Kemenparekraf Koordinator Bidang Kajian Strategis III).
Aston memutuskan untuk memperbanyak promo staycation dan paket pernikahan dengan mengedepankan protokol kesehatan. Di sisi lain, Artotel memilih menguatkan branding higienitas mereka dengan pemakaian teknologi UV dan suntik ozon. Di sisi lain, Hotel GranDhika mengadopsi kombinasi keduanya, penguatan protokol kesehatan dan promo paket pernikahan.
Lain lagi dengan The 101 Yogyakarta yang mengoptimalkan promosi melalui campaign, salah satunya lewat Hari Anak Nasional 23 Juli 2020 lalu. Hotel ini mengadakan video kontes yang mengajak anak tetap produktif meski di rumah saja. Pemenangnya diberi beragam hadiah mulai dari voucher menginap, voucher dinner, hingga voucher dinner.
Hotelindoo selaku pihak yang melakukan review terhadap berbagai hotel di Indonesia juga turut berpartisipasi sebagai panelis dalam TECHminar ini.
Acara ini akan mengupas tuntas tantangan dan solusi bagi pemilik usaha MICE, khususnya pemilik bisnis hotel agar mampu menaklukkan krisis akibat COVID-19.
“New Normal Hotel Innovation” akan diadakan 20 Oktober 2020 pukul 13.30 -15.30. Segera daftarkan diri Anda lewat tautan http://kreen.id/webinar/newnormalhotel.
Sumber
https://ekbis.sindonews.com/read/150524/33/duh-bisnis-hotel-berbintang-malah-tambah-loyo-gaes-1598940581