How HR Manage Hybrid Workforce Culture After Pandemic: Pentingnya Keseimbangan Hidup dan Karier
TECHMinar Kreen Indonesia bertajuk How HR Manage Hybrid Workforce Culture After Pandemic menyimpulkan bahwa saat ini, keseimbangan hidup dan karier adalah yang terpenting.
Work-life balance tak boleh dianggap sekedar mitos. Hal ini diamini oleh Gustyana Indrasmitha, Co-Founder HR Millennials. Menurutnya, saat blended working mulai menjadi tren, ada konsekuensi yang harus ditanggung sebagian pekerja.
Blended working atau hybrid workforce artinya menghabiskan sebagian waktu kerja di rumah dan sebagian lainnya di kantor. Hal ini menimbulkan work experience baru. Beberapa karyawan yang bekerja dari rumah mengalami beberapa hambatan, yakni menyesuaikan beban kerja dengan peran-peran dan aktivitas rumahan yang menumpuk.
Pada akhirnya, ditemuilah tantangan baru, yakni bagaimana perusahaan dan karyawan bersinergi untuk menjaga kesehatan mental. Riset menunjukkan banyak karyawan mengeluhkan kerinduan untuk tatap muka dan tingginya rasa kesepian dan stress saat harus work frome home.
Lantas, bagaimana agar keseimbangan hidup dan pekerjaan dapat tercapai?
Gustyana menyarankan bahwa perusahaan yang sedang melakukan transisi perlu membuat sistem dan struktur kerja berbasis IT alias melakukan transformasi digital. Artinya, dibutuhkan suatu platform terukur yang dapat menjamin produktivitas dan proyek yang dikerjakan.
Di sisi lain, perusahaan juga harus mengarahkan para supervisor untuk memastikan komunikasi berjalan dengan lancar dengan anak buah mereka. Diperlukan adanya mentoring yang konsisten, tulus, dan personal layaknya tatap muka di kantor agar engagement karyawan tetap terjaga.
Transformasi digital juga tak semata menyoal teknologi, namun juga manusia yang terlibat di dalamnya. Kolaborasi harus tercipta antara teknologi, platform, dan kemampuan sumber daya manusia dalam perusahaan itu sendiri.
Heni Azzam (Director Sembilan Kreatif Manajemen) melihat perlunya kesadaran individu untuk bertanggung jawab terhadap hidup masing-masing. Pandemi tak bisa lagi di-snooze, saatnya beradaptasi dengan normal baru, termasuk dalam hal work experience.
Di era digital ini, ia menekankan pentingnya membangun branding dan professional self image bagi para pencari kerja. Jangan pernah menyepelekan attitude dan penampilan sekalipun digital recruitment dan onboarding mulai menjamur. Jobseeker perlu memanfaatkan media sosial dan tampil seprofesional mungkin dalam rangka menarik para recruiter.
Sebuah work from home tips dari Gustyana untuk menjaga kesehatan mental adalah berolahraga. Ia menyarankan setiap orang menjalani rutinitas tersebut setiap hari selama 10 menit saja.
Saat ini, tak hanya pencari kerja yang struggle untuk diterima di perusahaan idaman. Kesulitan yang sama dialami perusahaan dalam mempertahankan bisnis mereka. Untuk itu, Gustyana dan Heni sama-sama menyarankan untuk going extra mile, memberikan kontribusi bagi perusahaan sambil mengembangkan diri secara perlahan lewat peluang yang bisa diraih saat ini.