The Importance of Financial Planning for Personal and Company: Rencanakan Keuangan Sebelum Terlambat
Pandemi mengajarkan kita untuk selalu menyiapkan dana cadangan yang dapat dipakai sewaktu-waktu, alias dana darurat. Itu adalah salah satu kesimpulan penting dari TECHMinar Kreen Indonesia berjudul “The Importance of Financial Planning for Personal and Company.”
Alexander Raharjo, Co-founder Rintisan.id, menggarisbawahi hikmah pandemi sebagai momen evaluasi rencana keuangan yang kita miliki. Apakah kita sudah menyiapkan dana sesuai kebutuhan dari masing-masing fase usia? Kita perlu menyiapkan income statement & balance sheet untuk melihat cashflow alias aliran dana yang masuk dan keluar.
Ia mengandaikan persiapan rencana keuangan seperti bermain bola. Ada defense, midfield, dan striker. Sesuai namanya, defense dipakai untuk bertahan hidup, mulai dari dana darurat, asuransi, income protection, cash, deposito, reksadana pasar uang. Intinya, dana likuid yang dapat dipakai saat situasi darurat.
Midfield diposisikan sebagai playmaker, artinya bisa untuk bertahan dan menyerah. Contohnya obligasi, RDPT (reksadana penyertaan terbatas), dan saham dividen tinggi. Sementara, striker dapat diwujudkan dalam bentuk reksadana saham, blue chip stocks, growth stocks, stocks trading. Jangan lupa lengkapi seluruh posisi ini dengan kiper yang baik juga.
Alexander memberikan cara financial planning secara sederhana. Pertama, kita perlu membuat pondasi atau lini pertahanan. Selanjutnya, siapkan tujuan keuangan yang dicapai. Setelah memahami tujuan, saatnya belajar lebih lanjut soal risk profile dan durasi yang akan mempengaruhi pemilihan produk investasi yang tepat. Barulah Anda mulai kebiasaan baik dengan menyicil proses menabung.
Willy Sanjaya, Head of Financial Koinworks menyorot bahwa salah satu penyebab kegagalan UMKM adalah tak punya dana darurat. Selain itu, mereka juga tak punya rencana keuangan yang jelas dan detail serta selalu memenuhi keinginan semata (misalnya memenuhi order tanpa mempertimbangkan kapasitas mereka). Ia menyarankan, setidaknya individu punya dana darurat sebesar 6x biaya hidup, atau 6x biaya produksi per bulan untuk pengusaha.
Dalam perencanaan bisnis yang kuat, pelaku usaha perlu melakukan riset kompetitor, target pasar, Unique Selling Proposition, maupun peralatan dan rencana ekspansi bisnis. Jangan lupa melengkapi riset tersebut dengan rencana & manajemen keuangan serta strategi marketing yang rinci.
Andhika Widjodjo, certified financial planner menjelaskan bahwa perusahaan yang agile dan resilien dibangun dari sistem yang matang sejak awal pendirian. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan industri produk sebelum memutuskan untuk membuka usaha. Untuk bisa bertahan, pelaku usaha sebaiknya juga beradaptasi dengan terus melakukan inovasi.
Bagi individu yang menjalankan usaha, tips keuangan paling penting adalah jangan pernah menggabungkan rekening personal dan rekening usaha.