Membicarakan Masa Depan UMKM dalam UMKM: The Future of Sustainable Business

Posted By smartcomputerindo | 11 December 20 | Event

 

 

TECHMinar Kreen Indonesia membahas bagaimana UMKM harusnya tak lagi berada pada mode bertahan, namun menjadi usaha yang berkelanjutan. UMKM diharapkan bisa bangkit dari dampak pandemi dan justru menaikkan level mereka.

 

Rendika Rezky, Pendamping Kewirausahaan Komunitas Sahabat UMKM menjelaskan tantangan UMKM saat pandemi hingga tantangan mereka dalam jangka panjang. Selain isu kesehatan, ada isu keuangan, prioritas konsumen kala pemulihan pasca-pandemi, dan berbagai kebijakan pemerintah sebagai tantangan yang menanti.

 

Strategi yang bisa dilakukan adalah melakukan pivot dalam hal strategi dan channel pemasaran. Kesalahan pelaku usaha yang paling utama adalah terburu-buru melakukan pivot produk. 

 

Kebanyakan dari mereka juga terlalu fokus pada aspek produksi, pemasaran, dan distribusi sehingga tidak melakukan research dan development. Padahal, R&D sangat penting dalam menciptakan inovasi untuk bertahan.

 

Selain itu, UMKM juga perlu membuka diri dalam hal peluang kolaborasi karena keduanya justru dapat menciptakan keuntungan mutual. Masing-masing pihak yang berkolaborasi dapat meningkatkan brand awareness dan portfolio.

 

Banu Rinaldi selaku Content & Research Officer UKM Indonesia menjelaskan bahwa 98.7% UMKM di Indonesia termasuk usaha mikro tanpa karyawan yang sifatnya tidak sustainable. Kehadiran UKM Indonesia salah satunya adalah memfasilitasi usaha mikro ini untuk naik kelas. 

 

Pandemi seharusnya menjadi titik balik bagi para UMKM ini. Saatnya membangun hubungan dengan konsumen sebaik-baiknya melalui teknologi yang ada. Meski begitu, konsumen perlu memahami keunggulan usaha pribadi dan memahami target pasar yang spesifik agar strategi pemasaran tak salah sasaran alias asal viral.

 

Galih Ruslan, Founder Kylafood memaparkan pentingnya memanfaatkan media sosial dalam menciptakan branding. Menurutnya, branding yang baik akan mengurangi potensi memasuki zona merah dan resiko perang harga. Produk dan layanan UMKM dengan branding yang baik akan memiliki keunggulan dibanding kompetitor di bidang yang sama. 

 

Galih juga memberikan tips dalam mendongkrak performance media sosial, di antaranya menciptakan good looking business profile, memanfaatkan honest review dan endorsement dalam bentuk soft selling, ads, membuat konten informatif & edukatif, diskon/promosi berkala, mengikuti tren konten viral, membuat personal branding, dan melakukan kolaborasi. 

 

Meika Hazim, CEO nDalem Indonesia memanfaatkan media sosial dan packaging untuk menggeser story dari produk mereka. Bila sebelumnya coklat nDalem diposisikan sebagai oleh-oleh, Meika memposisikannya sebagai “teman kangen” bila konsumen merasa rindu akan Kota Yogyakarta selama berada di rumah saja. 

 

Fajar Nugraha dan Ira Hanira selaku Founder dan CEO Adorable Projects mengaku salah satu elemen penting dalam berbisnis adalah empati. Itulah alasannya, setiap strategi mereka selalu mengutamakan kepuasan pelanggan dan penggunaan teknologi didasarkan pada sifat humanis.

 

Kolaborasi menjadi kunci penting dalam keberlangsungan UMKM. Apalagi, saat ini banyak platform yang menyediakan peluang kerja sama secara gratis, misalnya Titipku. Selain itu,riset pasar dan masukan dari pelanggan juga merupakan aspek lainnya dari usaha yang berkelanjutan. Database pelanggan dapat menjadi salah satu langkah yang baik dalam menciptakan produk dan layanan yang lebih tepat guna.