Berbagi Tips Foto Produk dalam Workshop Fotografi UMKM Bangkit: Indonesia Maju

Posted By smartcomputerindo | 18 August 20 | Event

 

 

Workshop Fotografi UMKM Bangkit Indonesia Maju menjadi serangkaian program 17-an yang diadakan Kreen, Smartcomputerindo, Onesia, dan kerjasama dengan OPPO Indonesia. Menampilkan Cindy Margareta, founder Akkron.sweetshot yang juga berprofesi sebagai food & product photographer, acara ini berhasil mengupas tuntas strategi membuat foto produk yang baik.

 

Cindy menjelaskan signifikansi membuat foto produk bagi usaha skala apapun, termasuk bagi UMKM. Menurutnya, foto menjadi visual pertama yang akan dijadikan patokan oleh konsumen saat hendak membeli produk secara online. Untuk itu, melalui foto produk yang baik akan tercipta branding yang baik pula. Efek positifnya bahkan bisa meningkatkan harga jual dari produk itu sendiri.

 

Ia memberikan tips seperti memilih background yang baik. Pelaku usaha bisa memilih beragam jenis kain sebagai background atau kertas manila. Jenis-jenis kain yang disarankan Cindy ialah kain blacu, asahi, dan satin. Kain blacu, satin, atau tulle sangat cocok untuk produk-produk kecantikan. 

 

Menurutnya, kain satin akan memberikan kesan shiny yang membuat produk tampak lebih mewah. Blacu yang berwarna putih juga sangat netral dan berkesan bersih untuk menonjolkan produk. Kain tulle sendiri adalah kain yang karakteristiknya halus dan feminin sehingga sangat sesuai dengan sifat produk kecantikan.

 

Sedangkan kain asahi dipakai jika ingin mengusung tema vintage atau retro dalam pemotretan. Di sisi lain, untu usaha makanan, ia menyarankan background hitam yang membuat makanan tampak lebih menggugah.

 

Ia juga mendorong kreativitas pelaku UMKM untuk memanfaatkan beragam perangkat yang tersedia di rumah. Contohnya saja piring bermotif cantik, aksesoris, cermin, hingga tray.

 

Cindy menekankan tips penting saat mengambil gambar. Pertama, soal komposisi. Produk perlu ditata dengan rasio sedetail mungkin. Dalam penataan tersebut, ada baiknya menunjukkan ingredient atau bahan yang dipakai dalam pembuatan produk sebagai properti. 

 

Kedua, soal angle yang digunakan. Angle 90 degree atau eye-level sangat cocok untuk memperlihatkan packaging. Angle 45 derajat lebih cocok untuk foto yang lebih close up dan detail. Bila hendak memfoto menggunakan handphone, Cindy menyarankan angle flatlay alias foto dari atas karena angle ini sangat minim kegagalan asal komposisinya telah terbangun. 

 

Ketiga, memakai mode hands in frame, yakni memasukkan tangan dalam foto agar pergerakan lebih hidup. Contohnya gerakan memotong atau menuang.

 

Lighting adalah aspek lain yang sangat penting dalam pengambilan foto. Pelaku UMKM bisa memilih lighting natural berupa cahaya matahari maupun buatan yang berasal dari softbox atau flash external. Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.

 

Cindy juga menjelaskan pentingnya proses editing yang merupakan 60% elemen dari suatu foto produk. Ia meminta pelaku UMKM mengatur exposure, whites and blacks, highlights, texture, vibrance, dan saturation seoptimal mungkin. Kuncinya, jangan terlalu menipu atau overediting, namun cukup membuat produk tampak menggugah dari sebelum diedit.