IT Governance tak hanya penting bagi divisi IT, namun juga seluruh divisi di perusahaan. Apa alasannya dan bagaimana cara memulainya?
Christina/Unsplash
Saat teknologi menjadi faktor penting bagi keberhasilan perusahaan, hal itu bisa memberikan kesempatan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan menawarkan perlengkapan untuk meningkatkan produktivitas, dan akan memberikan lebih lagi di masa mendatang.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa teknologi informasi pun bisa membawa risiko. Menurut Fox dan Zonneveld, menyimpulkan dalam tata kelola yang baik, peranan IT governance merupakan hal yang sangat penting karena menyediakan petunjuk awal untuk menentukan sasaran IT perusahaan.
Saat sasaran tersebut menjadi tanggung jawab utama dan ukuran kinerja manajemen, maka butuh suatu perencanaan yang baik sehingga sasaran bisa dijangkau dan memiliki ukuran sasaran yang tepat.
IT Governance pun penting karena sering ada ketidaksesuaian antara harapan dan realita. Direktur selalu mengharapkan manajemen untuk memberikan solusi IT dengan kualitas yang baik, tepat waktu, dan efisien. IT diharapkan mampu memberikan business value, meningkatkan efisiensi dan produktivitas saat mengelola resiko.
Sementara, ketidakefektifan IT Governance memungkinkan penyebab dari pengalaman negatif perusahaan dalam pemanfaatan IT yakni kerugian bisnis, batas waktu yang tak tercapai, biaya yang lebih tinggi, dan efisiensi proses bisnis
IT Governance memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keunggulan penuh terhadap informasi, keuntungan yang maksimal, modal, peluang dan keunggulan kompetitif dalam bersaing. IT Governance pun mampu mempertahankan atau memperluas strategi dan tujuan organisasi.
Menurut buku Keamanan Sistem Informasi, salah satu kunci fokus tata kelola TI adalah menyelaraskan teknologi informasi dengan tujuan bisnis. Tata kelola teknologi informasi adalah perpaduan antara tata kelola bisnis dengan manajemen teknologi informasi.
Manajemen teknologi informasi punya fokus pada upaya pencapaian efektivitas internal berbasis dukungan produk dan jasa teknologi informasi. Serta pengelolaan dari operasional teknologi informasi yang ada. Sedangkan tata kelola teknologi informasi memiliki ruang lingkup yang lebih luas, dan berkonsentrasi pada kinerja dan transformasi teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan bisnis saat ini maupun yang akan datang, baik dari sudut pandang internal maupun eksternal.
IT Governance atau tata kelola teknologi informasi adalah usaha mensinergikan peran IT dan governance dalam mencapai sasaran dan tujuan perusahaan. IT fokus kepada teknologi sementara governance fokus kepada tata kelola.
Secara umum, seluruh definisi IT Governance merujuk pada kesimpulan bahwa dibutuhkan keselarasan strategis antara TI dengan bisnis (strategic alignment) dan bahwa tanggung jawab IT Governance ini ada di pundak komisaris, direksi dan manajemen puncak
IT Governance merupakan bagian terintegrasi bagi kesuksesan pengaturan perusahaan dengan jaminan efisiensi dan efektivitas perbaikan pengukuran dalam kaitan dengan proses perusahaan.
CDC/Unsplash
COBIT adalah framework IT Governance yang baik dan sederhana. Kerangka kerja ini telah banyak diterapkan di perusahaan seperti Prudential dan Harley Davidson.
Dasar dari COBIT Framework adalah menghubungkan ekspektasi manajemen TI dengan tanggung jawab manajemen TI. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi IT governance dalam mengirimkan nilai TI untuk menanggulangi resiko TI.
Ada 7 tahap mengadopsi IT Governance menurut ISACA.
Pertama, ketahui apa yang menjadi drivers. Maksudnya, identifikasi pendorong yang menjadi penyebab berubahnya keinginan manajemen eksekutif. Pendorong ini bisa berasal dari faktor internal, eksternal, atau sebuah kondisi yang menyebabkan terjadinya perubahan. Setelahnya, ekspresikan drivers ini dalam sebuah kasus bisnis.
Kedua, tentukan posisi Anda saat ini. Anda perlu menyelaraskan tujuan IT-related dengan strategi serta risiko organisasi, serta memprioritaskan tujuan perusahaan, tujuan TI serta proses yang penting. Identifikasi proses kritis yang perlu dieksekusi untuk mendukung tujuan tersebut sehingga bisa mendapat output yang maksimal. Pahami kemampuan dan kelemahan perusahaan saat ini.
Ketiga, proyeksikan arah mana yang hendak dituju. SIapkan target untuk pengembangan usaha yang didasarkan pada analisa gap untuk mengidentifikasi solusi. Tentukan proyek berdasarkan prioritasnya, mulai dari yang paling mudah dicapai hingga yang paling bermanfaat bagi perusahaan.
Keempat, siapkan action yang perlu dilakukan. Lakukan analisis kesenjangan antara posisi saat ini dengan proyeksi yang dituju. Rencanakan solusi yang layak dan praktis untuk mendefinisikan proyek. Caranya dengan menganalisa kasus bisnis dan merubah rencana untuk peningkatan.
Kelima, tentukan cara untuk menutup kesenjangan itu. Terapkan solusi yang telah dirancang dalam praktik keseharian dan lakukan pengukuran serta pengawasan. Tujuannya untuk menjamin bahwa keselarasan bisnis dapat tercapai dan performa yang dijalankan bisa diukur.
Keenam, lakukan pengawasan secara berkala untuk memantau progress yang telah dilewati dan sejauh apa posisi kita dari tujuan utama. Perusahaan harus fokus mempertahankan transisi dari peningkatan praktik tata kelola dan manajemen ke dalam operasional bisnis yang normal . Awasi pencapaian dari peningkatan tersebut menggunakan metrics performance.
Ketujuh, pertahankan tahap-tahap di atas menjadi siklus dan momentum yang berjalan sistemik dan konsisten. Review kesuksesan dari upaya yang telah dilakukan, identifikasi kebutuhan tata kelola atau manajemen, terus cari kebutuhan lain agar terjadi peningkatan secara terus menerus.
Sumber
https://books.google.co.id/books?id=w0IBEAAAQBAJ&pg=PA3&dq=it+governance+penting&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiLmIeRttbsAhWYV30KHcVqBHcQ6AEwAHoECAQQAg#v=onepage&q=it%20governance%20penting&f=false
https://www.researchgate.net/publication/285436014_IT_Governance/link/565e588508aeafc2aac8f27f/download
https://www.equine.co.id/cara-menerapkan-it-governance/
https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/Pertemuan_89_COBIT_5_Sebagai_ITG_Framework.pdf