Smart City vs Digital City, Catat Perbedaannya!

Posted By smartcomputerindo | 27 November 20 | Business Insight

Smart City dan Digital City menjadi topik perdebatan hangat karena istilah keduanya sering overlapping. Meski sama-sama memanfaatkan kecanggihan teknologi, dua konsep ini punya beberapa perbedaan, lho. Jangan sampai salah lah kaprah, ya. Baca perbedaan smart city vs digital city di bawah ini!

Definisi Smart City vs Digital City dan Contohnya

Benjamin Cruz/Pexels

 

Definisi Digital City adalah jenis kota yang secara substantif merupakan sistem terbuka, kompleks dan adaptif berdasarkan jaringan komputer dan sumber daya informasi perkotaan. Jenis sistem semacam ini akhirnya membentuk ruang digital virtual untuk sebuah kota. Akhirnya terciptalah pasar layanan informasi dan pusat penyebaran sumber daya informasi bagi warganya. Partisipasi dan peran warga dalam pengambilan keputusan menjadi tinggi.

Hubungan aspek-aspek inilah yang membuat konsep baru yang lebih kompleks yakni Smart City. Smart City membahas bagaimana sumber daya manusia dan kapital serta infrastruktur komunikasi modern maupun tradisional bergabung membentuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kualitas hidup yang lebih tinggi.

Macrovector/freepik

Digital City umumnya berfokus pada fitur-fitur teknologi, sementara Smart City menyangkut aspek sehari-hari yang lebih luas. Misalnya saja infrastruktur transportasi, infrastruktur komunikasi, penghematan energi, perawatan area hijau perkotaan, pengurangan polusi udara, dan pertumbuhan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup warga.

Digital City menekankan pada teknologi dan internet sebagai wadah penyediaan informasi dan komunikasi. Tujuannya menciptakan layanan dan administrasi publik yang optimal bagi warga. Oleh karena itu, konsep Digital City memiliki dasar teknologi yang jelas maupun hasil yang lebih terukur. 

Pada sisi lainnya, Smart City lebih sulit dievaluasi. Alasannya karena konsep ini tak sekedar membahas penggunaan teknologi yang optimal, namun juga berkelanjutan. Artinya, teknologi atau sistem yang digunakan harus mampu mengurangi polusi dan konsumsi energi. Konsep kota pintar ini juga meliputi perilaku dan kesadaran energi yang tinggi dan peningkatan area hijau perkotaan yang lebih luas.

Dilansir dari Rumahku.com, Digital city misalnya hanya memanfaatkan perangkat CCTV di jalan untuk mengetahui kondisi jalannya. Sementara pada konsep Smart City, mereka memaksimalkan itu untuk mengetahui seberapa panjang kemacetan yang terjadi, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melewati jalan tersebut, hingga penanganan yang dilakukan oleh pihak terkait untuk mengurai kemacetan tersebut.

Fanjianhua/digital city

Umumnya, digital city sebatas pada sensing (mengetahui keadaan kota) saja. Sementara smart city lebih dalam lagi, yakni understanding (memahami keadaan lebih jauh) dan acting (melakukan aksi terhadap permasalahan yang terjadi.

Aspek Pembeda dalam Konsep Smart City dan Digital City

Fanjianhua/freepik

 

Pada dasarnya, perbedaan Smart City dan Digital City dapat terlihat melalui pandangan keduanya terhadap 4 aspek ini. 

Pertama, land atau area tempat sebuah kota dibangun. Pada Smart city, wilayah ini diperlakukan sebagaimana fisiknya. Terdapat batas administratif wilayah, kota, atau jaringan. Sementara, pada Digital City, “wilayah” dipandang sebagai representasi virtual dari fisiknya. Contohnya melalui jejaring komunitas, jejaring masyarakat, ruang virtual. Pada konsep Digital City, wilayah-wilayah virtual ini dijadikan tempat untuk berbagi data, informasi, dan pengetahuan dengan sesama warga.

Kedua, mengenai infrastruktur kota. Smart City meliputi semua jenis infrastruktur. Mulai dari infrastruktur fisik seperti jalan, jembatan, bangunan, broadband, kereta api, termasuk juga infrastruktur virtual seperti perangkat lunak dan telekomunikasi. Lingkup infrastruktur pada Digital City lebih sempit, yakni fokus pada TIK misalnya internet, cloud, web 2.0, dan internet of things. TIK menjadi aspek penting bagi keduanya, namun pada kota pintar, teknologi ini dianggap berguna untuk mengimplementasikan tata kota yang lebih baik.

Ketiga, pandangan mengenai warga kota. Pada kota pintar atau Smart City, warga direpresentasikan oleh seluruh individual mulai dari penduduk, pekerja, pelajar, turis dan sebagainya. Hal ini berbeda dengan Digital City yang memandang warga dari dua sisi, yakni enablers dan recipients

Enablers artinya orang yang mampu menerapkan kota digital, recipients atau penerima adalah orang yang bisa memakai layanan virtual dan mendapatkan manfaatnya. Maka, pada Smart City seseorang bisa jadi tidak bisa menggunakan ICT namun mereka wajib memiliki “kultur pintar” yang memungkinkan perilaku bijak dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Sedangkan, pada konsep Digital City, warga harus menggunakan ICT dalam rangka mengaktifkan dan menikmati layanan virtual.

Keempat, persepsi soal pemerintah. Otoritas pemerintahan pada Smart City memfokuskan pada peran Administrasi Publik lokal, Administrasi Publik pusat, dan Lembaga Internasional untuk meningkatkan keberlanjutan dan kualitas hidup warga. Pada sisi lainnya, pemerintah pada konsep Digital City berorientasi pada E-government dan E-governance karena tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan hubungan antara warga negara dan antara warga negara dan Administrasi Publik melalui jaringan dan penyediaan layanan elektronik.

Freepik

Kesimpulannya, baik kota pintar maupun kota digital adalah strategi perkotaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup warga negara tetapi mereka menggunakan teknologi yang berbeda, instrumen yang berbeda dan menangani berbagai bidang dan target warga yang berbeda. Oleh karena itu, sebuah kota dapat menerapkan kedua strategi ini maupun salah satunya saja.  

Titik persamaan keduanya adalah pemanfaatan teknologi dan ICT yang mendukung kemudahan aktivitas warga. Maka, untuk menerapkan strategi Digital City maupun Smart City dapat dimulai dari hal sederhana yakni penyediaan fasilitas yang memadai.

Smartcomputerindo sebagai penyedia perkakas dan perangkat IT dapat menjadi solusi bagi Anda yang ingin berkontribusi dalam pembangunan smart city maupun digital city. 

Pada laman khusus smart city, terdapat seluruh fasilitas pendukung seperti networking, Internet of Things, analytics, hingga communication. Tak perlu banyak pertimbangan karena kualitas seluruh produk Smartcomputerindo terjamin melalui garansi dan layanan purna-jual yang sistematis. 

Saatnya jadi pemimpin yang terdepan melalui pemanfaatan teknologi yang optimal!

Sumber

https://www.rumahku.com/artikel/read/ini-perbedaan-smart-city-dengan-digital-city-413812#:~:text=%22Umumnya%2C%20digital%20city%20cuma%20sebatas,City%20ID%20kepada%20Rumahku.com.

https://hrcjogja.wordpress.com/2017/07/27/smart-city-not-only-about-digital-city/

https://www.researchgate.net/publication/298199652_Digital_City_vs_Smart_City_a_fuzzy_debate_in_Proceedings_3rd_ICTIC_Conference_ISSN_1339_-_231X

http://www.itais.org/proceedings/itais2013/pdf/119.pdf