Saving or Investing: Which One Is Better? Pentingnya Siapkan Dana Darurat untuk Menabung dan Investasi

Posted By smartcomputerindo | 05 January 21 | Event

 

Pandemi mengajarkan kita bahwa menyimpan dana darurat sangat diperlukan dalam menghadapi krisis.⁣

 

Keadaan saat ini mengharuskan masyarakat melakukan karantina di rumah dengan adanya kebijakan pembatasan sosial dari pemerintah. Kebutuhan finansial pun meningkat seiring dengan adaptasi yang dilakukan. Belum lagi himpitan biaya hidup dan kebutuhan rumah tangga seperti penambahan biaya listrik seiring bertambahnya kegiatan seperti bekerja dan sekolah yang dilakukan dari rumah.

 

Itulah mengapa banyak financial planner & financial expert mengajarkan kita untuk menabung sejak dini.⁣ Menabung dana darurat ternyata memberikan banyak kemudahan saat keadaan tak terduga muncul.

 

Misalnya, ketika terjadi pemutusan hubungan kerja, sakit yang terjadi secara tiba-tiba dan membutuhkan rawat jalan sementara biayanya belum tercover oleh asuransi. Tak dapat dipungkiri, semakin tinggi intensitas aktivitas kita di rumah tentu berdampak pada keadaan rumah, misalnya peningkatan kebutuhkan wifi atau daya listrik, maupun adanya genteng yang mendadak bocor. Bukan tak mungkin terjadi hal-hal tak menguntungkan yang berhubungan dengan kendaraan, seperti mobil yang penyok tertabrak.

 

Keberadaan dana darurat akan membuat Anda tak mudah tergoda untuk mengambil pinjaman saat membutuhkan uang tunai dalam waktu cepat. Inilah fungsi utama dana darurat yakni sebagai upaya menciptakan keuangan yang sehat.

 

Berdasarkan hasil survei DBS Bank yang dilansir dari website Bareksa, tabungan dan investasi merupakan dua jawaban teratas responden saat ditanya soal prioritas penggunaan uang dalam 3-6 bulan ke depan. Mayoritas responden akan menabung uangnya atau meletakkan uang mereka dalam investasi. Rupanya, kehati-hatian konsumen dalam membelanjakan uang semakin meningkat saat pandemi. 

 

Seperti yang dijelaskan di atas, masyarakat cenderung mengandalkan perbankan untuk menyimpan uang mereka. Data perbankan menunjukkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada semester I-2020 masih tumbuh cukup tinggi secara tahunan (yoy), mencapai 7,95% atau setara Rp 460,97 triliun, yakni dari Rp 5.799,49 triliun menjadi Rp 6.260,46 triliun.

 

Bagi orang-orang yang memiliki kelebihan uang, pandemi virus corona atau Covid-19 merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi. Hal ini disampaikan oleh pendiri Komunitas Investor Muda, Jason Gozali. Menurutnya, anjloknya harga saham di masa pandemi tak akan terjadi setiap saat, bahkan bisa memakan waktu 8-10 tahun. Di sisi lain, ketika harga saham telah pulih, bisa jadi harganya akan meningkat drastis. 

 

Hal ini berlaku bagi berbagai investasi seperti properti, obligasi, juga saham yang berada di level yang lebih murah dari biasanya, sehingga ini bisa menjadi kesempatan untuk memulai investasi. Meski begitu, ia juga menyarankan bahwa kita harus teliti dalam memilih saham atau instrumen investasi. Sebab, tak semua saham akan naik kembali setelah krisis ini pulih. 

 

Lantas, bagaimana strategi yang tepat dalam mengalokasikan uang untuk menabung dan investasi? Adakah panduan sederhana untuk memulai keduanya?

 

Temukan jawabannya dalam TechMINAR “Saving or Investing: Which One is Better?” yang akan dihadiri oleh Andhika Widjojo S.E., M.SE, CFP, QWP (Financial & Wealth Planner), Hengky Guna (Financial Advisor), dan Kenneth Budiman (Head of Corporate Planning, Corporate Strategy Group at LinkAja).

 

Acara ini akan diadakan 5 Januari 2020, jangan sampai terlewatkan! Lakukan pendaftaran dengan scan QR code di poster!

 

Sumber

https://www.bareksa.com/berita/reksa-dana/2020-10-07/survei-dbs-pandemi-covid-19-buat-masyakat-gemar-menabung-dan-investasi

http://lppm.unpam.ac.id/2020/06/16/pentingnya-penerapan-kembali-budaya-menabung-pada-masa-pandemi-covid-19/

https://entrepreneur.bisnis.com/read/20200426/52/1232609/manfaat-menabung-dan-punya-dana-darurat-di-masa-pandemi

https://www.beritasatu.com/ekonomi/649905/pandemi-covid19-momentum-tepat-untuk-investasi