Boss vs Leader, Selama ini Anda Tipe yang Mana?

Posted By smartcomputerindo | 03 August 20 | Productivity

Anda tak akan asing dengan istilah boss vs leader dalam bidang bisnis. Namun, sudahkah Anda memahami perbedaan keduanya dan bagaimana dampaknya terhadap persepsi karyawan? Simak deretan perbedaan menjadi boss vs leader di bawah ini! 

Boss vs Leader: Perbedaan Definisi

Lukas/Pexels

 

Boss acapkali dihubungkan dengan konotasi negatif. “Bossy” adalah istilah yang kerap disangkutkan dengan perilaku suka memerintah dalam arti kurang baik. Definisi kamus Oxford menunjukkan bahwa “boss” merujuk pada kata benda, yakni “orang yang bertanggung jawab atas pekerja atau organisasi”.

 

Oleh karena itu, menjadi bos sangat berkaitan dengan status dan posisi tertentu. Orang yang disebut “boss” akan memegang posisi yang lebih tinggi untuk orang-orang yang bertanggung jawab di dalam organisasi. Penekanan istilah ini ada pada kaitan status, posisi dengan suatu kekuasaan. Terlepas dari suka atau tak suka, seorang bos akan memiliki kekuasaan atas bawahannya karena peran ini. 

 

Menjadi bos tak bisa dilepaskan dari memberi perintah dan mengawasi orang, memastikan orang yang bertanggung jawab akan melakukan pekerjaan seperti yang diminta.

 

Seorang pemimpin, di sisi lain, adalah sebuah kata, yang mendapat respons yang lebih positif dari orang-orang. Kita cenderung mengatakan hal-hal seperti "dia adalah pemimpin alami" atau "dia adalah pemimpin yang hebat dan ulung". Asosiasi dengan kata itu lebih positif dan kata itu sering digunakan hanya dalam konteks orang yang kita hormati.

 

Kamus Oxford mendefinisikan kata “leader” sebagai kata benda yang artinya "orang yang memimpin atau memimpin suatu kelompok, organisasi, atau negara". Sekilas, perbedaannya dengan bos masih tampak samar. Namun, lihatlah asal katanya, yakni “lead” atau “to lead” yang artinya "menunjukkan (seseorang atau sesuatu) jalan ke tujuan dengan pergi di depan atau di samping mereka". 

 

Tidak seperti bos, seorang pemimpin dianggap seseorang yang memberi nasihat kepada bawahan. Mereka tak sekedar memberikan perintah atau memanfaatkan posisi. Posisi leader menekankan “pengaruh” mereka dalam mencapai suatu tujuan. Bersama dengan karyawan atau bawahan, mereka akan berpartisipasi dan tidak semata-mata berorientasi pada hasil tetapi juga pada prosesnya.

 

Hal ini juga tampak dalam definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bos adalah orang yang berkuasa mengawasi dan memberi perintah kepada para karyawan; pemimpin atau majikan (dalam perusahaan). Sedangkan, pemimpin adalah orang yang memimpin atau petunjuk; buku petunjuk. Tampak jelas perbedaan signifikan pada keduanya: bos fokus pada “kuasa”; pada sisi lain pemimpin berfungsi sebagai “petunjuk”.

 

  1. Pra-Kerja: Fokus, Tujuan, Penentuan Posisi

energepic/Pexels

 

Dalam proses sebelum memulai suatu pekerjaan, perbedaan boss vs leader tampak jelas dari cara mereka menentukan visi, misi, fokus, tujuan, dan peran.

 

Bos berorientasi pada keuntungan. Mereka mencari strategi terbaik yang bisa menghasilkan laba paling besar. Hasil adalah yang terpenting. Mereka tak peduli cara atau proses yang ditempuh bawahan dalam mencapai tujuan tersebut. Semakin efisien dan cepat prosesnya, bos akan semakin senang.

 

Di sisi lain, seorang pemimpin fokus pada perubahan seseorang dan organisasi. Situasi ideal bagi seorang pemimpin adalah mencapai perubahan, transformasi organisasi menjadi A menjadi B. Bagi leaders, tujuannya selalu tentang mencapai visi yang telah ia tetapkan, Visinya selalu transformatif dan menciptakan hasil keuangan jangka panjang yang lebih baik, dengan tetap mempertimbangkan segala proses yang dilewati. Pemimpin tertarik untuk membantu bawahan tumbuh sebagai karyawan dan sebagai manusia. Alih-alih memberi perhatian pada hasilnya, pemimpin akan lebih tertarik pada proses dan orang-orang di belakangnya.

 

Bos akan meminta hormat, dari awal menetapkan batasan yang tegas dan jelas pada karyawan. Bos mengandalkan otoritas mereka untuk menciptakan pengaruh. Pemimpin akan memperoleh respek berdasarkan perilakunya dan bagaimana mereka menginspirasi bawahan, terlepas dari status jabatannya. 

 

Bos fokus pada rutinitas harian dan kompetisi. Pemimpin juga tak lepas dari kompetisi, namun ia memiliki pemikiran jangka panjang sesuai dengan kewenangannya. 

 

  1. Saat Proses Kerja: Pendekatan, Gaya Komunikasi

Rebrand cities/Pexels

 

Gaya komunikasi boss vs leader pun sangat berbeda. Hal ini sangat berkaitan dengan fokus dan misi yang mereka tetapkan di awal. Untuk mencapai target dan menyaingi kompetitor, bos menggunakan otoritas. Mereka melakukan pendekatan administratif. Mereka memberi tahu bawahan apa yang harus dilakukan dan mengawasi bagaimana hasil akhirnya hingga tujuan dapat tercapai. Boss tak segan mendominasi dan memastikan instruksinya diikuti seketat mungkin.

 

Pendekatan kaku ini mengacu pada pemosisian otoritas “boss” sebagai seseorang yang paling tahu. Walaupun pemikiran atau tindakannya belum mesti mampu memberikan dampak, namun ia dianggap memenuhi kualifikasi secara teknis. Bawahan tidak dianggap bisa memberikan wawasan tentang tugas atau membantu menetapkan tujuan. Komunikasi bersifat sepihak. Pada sisi lainnya, dalam pengerjaan tugas, bos tak akan memandu. 

 

Pendekatan seorang pemimpin adalah inovasi dan kolaborasi. Pendekatannya adalah untuk mengubah berbagai hal. Ini bukan tentang menciptakan rutinitas yang paling efisien dan bertahan dengan strategi yang telah terbukti bekerja paling baik. Premisnya adalah menemukan cara maupun rute baru untuk melakukan berbagai hal yang sama-sama bermanfaat bagi tujuan.

 

  1. Pasca Kerja: Evaluasi, Motivasi

Cowomen/Unsplash

 

Dalam hal reward, credit, dan tanggung jawab, boss vs leader juga memiliki perbedaan. Bos fokus pada pencapaian diri sendiri. Hal ini karena orientasi mereka adalah hasil akhir, keuntungan, dan produktivitas. Mereka merasakan kepuasan saat dinilai berhasil menjalankan suatu tugas.

 

Pemimpin merasakan kepuasan dan kesenangan dari reward yang diterima bawahannya. Mereka memahami semangat dan proses yang telah dilalui untuk mencapai keberhasilan tersebut.

 

Seorang boss akan membangun rasa takut dalam diri karyawan agar mematuhi instruksi dan menjawab sesuai hal-hal yang ingin mereka dengar. Pada sisi lain, seorang leader membangun kepercayaan diri karyawan dalam proses saling belajar dari satu sama lain, supaya karyawan dapat memberi saran yang membangun bagi mereka.

 

Bagi bos, motivasi berasal dari fokus pada suatu standar. Standar-standar ini sering ditentukan oleh kemampuan mereka untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas dalam organisasi. Bos tertarik untuk menemukan standar terbaik dan kemudian mempertahankan implementasi yang sesuai. Peran pengawasan berarti bos sangat berhati-hati dalam memastikan bawahan memegang standar yang ditetapkan dalam kinerja mereka. Mereka menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya pada karyawan, meski otoritas tetap berada di tangan mereka.

 

Pemimpin didorong oleh nilai-nilai yang mereka junjung tinggi. Pemimpin akan memiliki visi, yang terutama didorong oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip pemimpin. Visi pemimpin umumnya mencakup hal mengenai keberlanjutan layanan konsumen, dan nilai-nilai ini akan menjadi motivasi untuk tindakan pemimpin. 

 

Upaya bos untuk mengendalikan dan memotivasi karyawan adalah melalui imbalan dan hukuman. Bawahan diawasi secara ketat untuk memastikan mereka tidak melakukan hal-hal di luar standar yang disediakan. Ada tingkat intimidasi untuk memastikan bawahan akan mengikuti prosedur.

 

Prosedur yang kaku dan penekanan pada standar dapat berarti bos merasa mudah untuk menemukan orang yang bersalah. Pada dasarnya siapa pun yang tidak mengikuti perintah persis dari bos dapat dituduh gagal dalam proyek. Untuk seorang bos, tidak ada titik refleksi diri, di mana ia akan menganalisis apakah bawahan sebetulnya telah merampungkan tugas dengan sempurna. Jika ada kegagalan, itu karena seseorang tidak mengikuti prosedur dan cara yang benar sesuai ketetapan bos. 

 

Pendekatan pemimpin untuk memotivasi tenaga kerja agak berbeda. Pemimpin menekankan inspirasi sebagai alat motivasi. Pemimpin ingin bawahan merasa terdorong dan termotivasi oleh visi yang sama.  Seorang pemimpin ingin menawarkan sesuatu yang positif kepada bawahan - kesempatan bagi orang tersebut untuk tumbuh karena menerima visi tersebut. 

 

Menariknya, dalam hal kesuksesan atau pencapaian, seorang bos seringkali mengambil tanggung jawab penuh. Idenya adalah siapa pun bisa mengikuti aturan selama prosedurnya efisien. Oleh karena itu, ketika kesuksesan terjadi, bos turut mengambil andil karena telah berhasil menciptakan prosedur yang sempurna.

 

Sementara pemimpin akan berbagi tanggung jawab dan pengambilan keputusan dengan bawahan, pemimpin pada akhirnya bertanggung jawab atas segala kegagalan. Kegagalan dalam proyek selalu merupakan kesempatan bagi seorang pemimpin dan timnya untuk belajar. Pemimpin ingin mencari solusi untuk memperbaiki kegagalan daripada menyalahkan bawahan. 

Seorang pemimpin akan berbagi kesuksesan dengan tim alih-alih berpikir itu semua tergantung padanya. Kesuksesan tidak dicapai oleh satu orang, tetapi melalui kerja tim.

 

Sumber:

https://books.google.co.id/books?id=0y3pDwAAQBAJ&pg=PT12&dq=boss+vs+leader&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiR0fugn93qAhVXSX0KHU-dCuMQ6AEwAHoECAQQAg#v=onepage&q=boss%20vs%20leader&f=false

https://www.cleverism.com/leader-vs-boss/

https://www.intelivate.com/wp-content/uploads/LEADER-VS-BOSS-12-DELINEATING-LEADERSHIP-CHARACTERISTICS-Intelivate-Kris-Fannin.pdf