Riset Microsoft: Netizen Indonesia Paling Tak Sopan se-Asia Tenggara

Posted By smartcomputerindo | 02 March 21 | Business Insight

Baru-baru ini, Microsoft meluncurkan riset mengenai perilaku berinternet di wilayah Asia Tenggara. Salah satu highlight mengejutkan adalah bahwa warganet Indonesia dianugerahi predikat “paling tak sopan” di antara negara Asia Tenggara lainnya. Apa alasannya dan  bagaimana perkembangan terbaru dari isu ini?

Alasan Microsoft Sebut Netizen Indonesia Paling Tak Sopan

Nothing Ahead/Unsplash

 

Microsoft menerbitkan riset mereka berjudul Civility, Safety & Interaction Online pada bulan Februari 2021 lalu. Sebagai konteks, hasil riset ini diperoleh berdasarkan web survey interviews yang telah diadakan sejak 22 April hingga 15 Mei 2020. 

 

Respondennya adalah orang dewasa berusia 18 tahun hingga 74 tahun dan remaja berusia 13 hingga 17 tahun. Asal negara mereka terdiri dari 32 negara yang tak hanya berasal dari Asia saja, melainkan terbentang hingga Argentina, Rusia, maupun Inggris. 

 

Tahun ini, beberapa negara tambahan dari Asia Pasifik yang turut menjadi responden adalah Australia, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Total responden mencapai 16.051 orang.

 

Topic highlight dalam riset tahun 2020 adalah rating kesopanan online, bullying dan pelecehan di luar tempat kerja, organisasi paling berpengaruh terhadap kesopanan online, dan pengaruh pandemi terhadap tingkat kesopanan online

 

Charlotte May/Pexels

 

Salah satu temuan mengejutkan adalah Indonesia yang menempati posisi 29 dari 32 negara responden seiring dengan meningkatnya negative online experience yang dialami tanah air.

 

Perlu menjadi catatan bahwa DCI mematok skor untuk mengetahui kadar kesopanan warganet dari segi usia dan wilayahnya. Semakin tinggi DCI, makin buruk tingkat kesopanannya. Tahun 2020, secara keseluruhan negara Asia Pasifik berhasil meningkatkan kesopanan mereka dengan skor 66, dibanding tahun lalu yang memperoleh skor 68.

 

Sayangnya, tingkat kesopanan online di Indonesia malah turun drastis dari skor 68 (2019) ke 76 (2020).

 

Melansir Kompas.com, ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap risiko kesopanan di Indonesia. Pertama, hoaks dan penipuan. Faktor ini menempati skor sebanyak 47%. Kedua, faktor ujaran kebencian yang berada pada tingkat 27%. Ketiga, faktor diskriminasi sebesar 13%. Perundungan turut menjadi salah satu hal yang menyebabkan rendahnya level kesopanan online netizen Indonesia.

 

Meski begitu, 4 dari 10 responden mengaku bahwa tingkat kesopanan warganet makin membaik. Hal itu ditandai oleh rasa kebersamaan dan tolong menolong yang lebih besar di media sosial. Nilai empati juga mengalami kenaikan 11 poin menjadi 59%.

Perkembangan Terbaru 

Kate Torline/Unsplash

 

Berita hangat ini segera diketahui oleh netizen Indonesia. Mereka ramai-ramai membanjiri unggahan Microsoft di Instagram resmi mereka. Sayangnya, menurut pantauan Kompas.com, komentar-komentar tersebut memang bernada negatif sehingga makin membenarkan label “tidak sopan” yang disematkan pada warganet Indonesia.

 

Pihak Microsoft diketahui mematikan kolom komentarnya pada 19 Februari 2021 lalu. Setelah sempat membuka kolom komentar beberapa kali, perusahaan teknologi ini pada Jumat, 26 Februari 2021 lalu.

 

Sumber

https://news.microsoft.com/id-id/2021/02/11/microsoft-study-reveals-improvement-in-digital-civility-across-asia-pacific-during-pandemic/

https://www.microsoft.com/en-us/digital-skills/digital-civility?activetab=dci_reports%3aprimaryr4

https://tekno.kompas.com/read/2021/03/01/14320097/akun-instagram-microsoft-tutup-kolom-komentar-setelah-diserbu-warganet

https://www.tribunnews.com/techno/2021/02/27/inilah-alasan-mengapa-microsoft-menyebut-netizen-indonesia-paling-tidak-sopan-se-asia-tenggara