Overcome the Challenges of the Culinary Business in New Normal, Kembangkan Usaha Makanan untuk Hadapi Krisis
Di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja, banyak mantan pegawai kantoran yang mulai melirik usaha kuliner. Makanan sebagai kebutuhan primer manusia dianggap akan selalu memiliki konsumen. Tak heran bila usaha kuliner menjadi salah satu ide bisnis favorit saat pandemi.
Bisnis kuliner memang tak lepas dari dampak pandemi. Tak sedikit yang memutuskan menutup restorannya secara permanen karena tak mengalami peningkatan pendapatan. Hal ini semakin diperparah dengan terbatasnya kegiatan operasional bisnis kuliner melalui kebijakan pembatasan fisik. Seperti yang telah diketahui, demi mengurangi kerumunan, sektor pariwisata dan bisnis kuliner offline tentu tak bisa menjalankan usaha secara tatap muka.
Namun, apakah bisnis kuliner lantas meredup seperti bidang lainnya?
Menurut hasil riset Big Data 2020 dari Badan Pusat Statistik, penjualan online di Indonesia pada periode Februari hingga Juli 2020 meningkat tajam. Sebanyak 51 persen dari total transaksi ternyata didominasi oleh bahan makanan.
Pembelian makanan online pun disebut meningkat drastis yakni sebesar 300% selama pandemi. Tren ini juga diprediksi akan bertahan meski wabah COVID-19 telah usai. 84% konsumen dalam survei McKinsey menyatakan bahwa mereka berniat untuk menggunakan layanan pengiriman atau pemesanan online dari restoran untuk membeli makanan.
Pola ini tak bisa dilepaskan dari tren work from home dan school from home yang menyebabkan kebutuhan makanan yang bisa diakses dari rumah juga semakin meningkat.
Bisnis makanan dan minuman dianggap berkembang secara positif di tahun 2020. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim sempat memproyeksikan industri ini tumbuh sebesar 30% pada akhir tahun 2020. Secara garis besar, bisnis kuliner mampu tumbuh di tengah krisis pada triwulan II-2020 sebesar 0,22% dalam skala tahunan.
Praktisi Marketing dan Dosen Kewirausahaan di PPM School of Management, Noveri Maulana, mengatakan, munculnya berbagai usaha kuliner rumahan di tengah pandemi Covid-19 perlu diapresiasi sebagai bentuk kreativitas dan upaya memperbaiki kondisi perekonomian.
Lantas, bagaimana dengan tahun 2021? Tren kuliner apa yang perlu diantisipasi? Menurut data Kantar, sebanyak 90% masyarakat mulai mencoba mengonsumsi menu makanan sehat selama masa pandemi. Artinya, makanan dan minuman organik dapat dijadikan salah satu pilihan produk yang potensial bagi para pelaku usaha kuliner.
Selain itu, produk cepat saji tampaknya juga masih menjadi primadona. Berdasarkan riset Nielsen, 49% konsumen mengaku mereka jadi lebih sering masak sejak pandemi. Inilah mengapa kebutuhan makanan siap masak akan meningkat secara otomatis.
Aspek lain yang perlu diperhatikan pengusaha kuliner adalah media sosial dan kemasan. Konten, foto, dan tampilan visual yang menarik menjadi kunci dalam meningkatkan interest dari target konsumen. Di sisi lain, ternyata pandemi membuat konsumen lebih memperhatikan kemasan produk. Mereka semakin berhati-hati dalam menilai higienis dan cenderung memilih brand dengan kemasan ramah lingkungan.
Kemunculan ghost kitchen juga menjadi salah satu konsep yang diprediksi booming di tahun 2021. Melansir Femina, ghost kitchen adalah bisnis kuliner yang memproduksi makanan namun tak memiliki restoran fisik. Artinya, sistemnya bukan dine-in atau makan di tempat, melainkan mengandalkan layanan delivery.
Seiring dengan prediksi positif ini, kita tentu juga perlu mengantisipasi tantangan yang menanti di masa depan. Bagaimana cara menghadapi membanjirnya bisnis kuliner? Adakah tips agar bisnis kuliner tetap bertahan di masa new normal? Apa yang harus dilakukan bila ada kompetitor dengan jualan yang sejenis?
Bila Anda adalah pegiat bisnis kuliner atau tertarik untuk menggelutinya dari sekarang, hadiri TECHMinar Overcome the Challenges of the Culinary Business in New Normal yang akan dihadiri Rizky Nugroho (Owner of OMIMA Indonesia, Alethea Alice (Owner Sate Babi Bawah Pohon Jakarta), dan Alton Annar (Co-Owner & Chef od Coquito).
Event ini akan diadakan 2 Februari 2021, pukul 13.30-15.30, tanpa dipungut biaya sama sekali. Anda akan mendapatkan ilmu dari pembicara expert sekaligus e-certificate gratis! Jangan lupa lakukan pendaftaran dengan scan QR Code di poster!
Sumber
https://republika.co.id/berita/qlfrn9457/sukses-bisnis-kuliner-di-tengah-pandemi-covid19
https://www.lalamove.com/indonesia/jakarta/id/blog/prediksi-tren-bisnis-kuliner
https://www.femina.co.id/food-trend/prediksi-tren-bisnis-kuliner-2021
https://www.wartaekonomi.co.id/read299003/bisnis-makanan-minuman-diprediksi-tumbuh-30