Memahami Istilah dan Peran Stakeholder: Panduan Bagi Para Leader

Posted By smartcomputerindo | 30 November 20 | Productivity

Keberadaan stakeholder sangat penting bagi sebuah bisnis. Apakah Anda sudah memahami apa itu stakeholder dan ruang lingkupnya? Inilah panduan bagi leader bisnis seperti Anda dalam memahami stakeholder agar usaha Anda semakin terdepan.

Pengertian Stakeholder

Pch.vector/Freepik

 

Buku Business Model and Business Plan di Era 4.0 menjelaskan pengertian stakeholder dalam kalimat sederhana. Stakeholder atau pemegang kepentingan adalah orang yang mempunyai kepentingan dalam bisnis. Penjelasan versi lengkapnya adalah semua pihak di dalam masyarakat, baik individu, komunitas, maupun kelompok masyarakat yang punya hubungan dan kepentingan terhadap suatu organisasi atau perusahaan dan isu atau masalah yang sedang diangkat. 

 

Ada lima jenis stakeholder yakni pemilik, karyawan, kreditor, pemasok, dan pelanggan.

 

Masing-masing dari mereka memiliki peran penting dalam suatu usaha atau perusahaan. Stakholder adalah bagian penting dari sebuah organisasi yang berperan secara pasif maupun aktif untuk mencapai tujuannya. Keberadaan stakeholder dalam aktivitas bisnis sangat diperlukan dalam rangka membantu pengembangan tujuan perusahaan. 

 

Walaupun begitu, tak semua stakeholder memberikan pengaruh positif terhadap perusahaan. 

Klasifikasi Stakeholder

Senivpetro/Freepik

 

Menurut buku Business Model and Business Plan di Era 4.0, posisi stakeholder terbagi menjadi stakeholder utama, stakeholder sekunder, dan stakeholder kunci.

 

Stakeholder utama berhubungan langsung dengan pembuatan kebijakan, program, dan proyek. Para stakeholder ini termasuk golongan penentu utama dalam pengambilan keputusan. Contoh stakeholder utama adalah:

 

  1. Masyarakat dan tokoh masyarakat. Masyarakat dalam konteks ini adalah mereka yang terkena dampak dan mendapat manfaat dari suatu kebijakan, proyek, dan program. Sedangkan tokoh masyarakat adalah anggota masyarakat yang dianggap dapat menjadi aspirasi masyarakat.

  2. Manajer publik yaitu lembaga publik yang punya tanggung jawab dalam mengambil keputusan dan implementasinya.

 

Stakeholder pendukung tak berkaitan langsung dalam proyek, kebijakan, atau program. Namun, para stakeholder sekunder bisa menyampaikan suara untuk mempengaruhi sikap stakeholder utama dan keputusan legal pemerintah. 

 

Contoh stakeholder sekunder adalah lembaga pemerintah dalam wilayah tertentu, lembaga pemerintah yang berhubungan dengan isu namun tak punya wewenang dalam pengambilan keputusan, LSM di bidang yang berkaitan dengan dampak, rencana, dan manfaat dari isu yang dibahas, serta perguruan tinggi dan pengusaha atau badan usaha.

 

Stakeholder kunci adalah unsur eksekutif berdasarkan levelnya (legislatif dan instansi) yang punya wewenang secara legal untuk mengambil keputusan. Misalnya pemerintah kabupaten, DPRD kabupaten, atau dinas yang membawahi langsung proyek bersangkutan.

 

Pembagian stakeholder dalam dunia bisnis cukup berbeda. Umumnya, pemegang kepentingan hanya dibagi dalam kelompok internal dan eksternal. 

 

Kelompok stakeholder internal terdiri atas pemegang saham, manajamen dan top executive, pegawai, dan keluarga pegawai, Sedangkan, external stakeholders terdiri dari konsumen, penyalur, pemasok, bank, pemerintah, pesaing, komunitas, dan pers.

Peran & Pentingnya Stakeholder

Freepik

 

Menurut buku The Power of Public Relations, tak hanya CEO saja yang perlu memiliki intelektualitas tinggi, utamanya dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Korporasi juga perlu memiliki kemampuan intelektual tinggi. Bila mengibaratkan korporasi sebagai organisme yakni “makhluk hidup” tersendiri, berarti ia punya masa lahir, hidup, berkembang, dan mati.

 

Korporasi juga memiliki habitat sendiri. Hal inilah yang menciptakan logic of industry agar sebuah korporasi mampu eksis di habitatnya. Habitat korporasi terdiri dari berbagai stakeholder. Mulai dari asosiasi, kompetitor, agen, konsumen, investor, NGO, pemerintah, anggota DPR, dan stakeholder yang tersebar di wilayah global.

 

Untuk bisa survive, korporasi bisa menghabiskan hampir seluruh waktunya melakukan strategi PR. Tujuannya? Menciptakan hubungan yang positif, harmonis, dan saling pengertian.

 

Efek hubungan prospektif dengan stakeholders sangat berpengaruh dalam jangka panjang bagi sebuah korporasi. Korporasi nantinya mampu lebih cepat membaca situasi yang melingkupinya. Sehingga, korporasi tersebut juga lebih mudah menentukan strategi mencapai visi dan misinya.

 

Untuk mengambil langkah strategis yang tepat, korporasi dituntut memiliki intelektualitas tinggi. Pasalnya, setiap stakeholder punya karakteristik yang khas sehingga untuk menanganinya dibutuhkan cara-cara unik yang spesifik.

Menjaga Stabilitas Stakeholder: Panduan bagi Leader

rawpixel/Freepik

 

Jurnal Leader to Leader (LTL), Volume 60 menyebutkan bahwa dalam membangun kepercayaan stakeholder perlu didasari oleh kepedulian yang tulus, komitmen untuk melakukan hal yang benar, dan kepercayaan bahwa kepedulian dan komitmen tadi mampu meningkatkan keberhasilan perusahaan. 

 

Namun, bagi seorang leader, kepercayaan tersebut tak sekedar dibangun dengan niat. Perlu ada pemantauan proses komunikasi, kebijakan, praktik, dan proses secara berkelanjutan. Leader harus mampu memahami bagaimana stakeholder mengevaluasi dampak dari suatu tindakan.

 

Tindakan pertama yang sebaiknya dilakukan leader dalam membangun kepercayaan stakeholder adalah memahami perhatian stakeholder terhadap keadaan organisasi atau perusahaan. Perhatian ini mencakup kebijakan dan praktik seperti proses rekrutmen, performance appraisal, administrasi gaji, hingga promosi. 

 

Kepercayaan pelanggan, klien, volunteers, dan donor bisa didasari oleh berbagai hal mulai dari layanan pendukung dan kebijakan pengembalian barang.

 

Pemahaman menyeluruh tentang kebijakan dan praktik harus bersifat detail sehingga mampu menciptakan resolusi konflik, pengendalian biaya, program reward, benefit kesehatan, kebijakan cuti atau resign, dan isu lainnya.

 

Perusahaan yang mampu menciptakan kepercayaan tinggi bagi stakeholder biasanya mampu mengungkapkan perhatiannya terhadap stakeholder melalui proses komunikasi yang terbuka, jujur, dan konsisten atau berkelanjutan.

 

Sumber:

https://books.google.co.id/books?id=zs-Dlj7MVMUC&pg=PA43&dq=leader+dan+stakeholder&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiMrvmizrDsAhWL6nMBHdcsBaQ4ChDoATADegQIAhAC#v=onepage&q=leader%20dan%20stakeholder&f=false

https://books.google.co.id/books?id=EjnHzSyEW9MC&pg=PA143&dq=stakeholder+adalah&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi1wurOx7DsAhXYfX0KHZHRAVk4ChDoATAGegQICBAC#v=onepage&q=stakeholder%20adalah&f=false

https://books.google.co.id/books?id=x3D0DwAAQBAJ&pg=PA5&dq=stakeholder+adalah&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi2qqu9x7DsAhVOWH0KHfkIAhkQ6AEwA3oECAQQAg#v=onepage&q=stakeholder%20adalah&f=false

https://books.google.co.id/books?id=rQprAQAAQBAJ&pg=PA72&dq=leader+dan+stakeholder&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiMrvmizrDsAhWL6nMBHdcsBaQ4ChDoATAJegQIABAC#v=onepage&q=leader%20dan%20stakeholder&f=false