Belajar dari Kasus Telkomsel Tutup Blanja.com: Mengenal Model Bisnis E-commerce
Per 1 September 2020, Telkom Group memutuskan menutup layanan Blanja.com yang bergerak di pasar C2C (Customer to Customer). Telkom akan fokus menggarap e-commerce B2B (Business to Business) di segmen korporasi dan UMKM. Sebetulnya, apa sih perbedaan B2B, C2C, B2G, dan istilah serupa? Mereka termasuk dalam model bisnis e-commerce. Pelajari lebih lanjut di bawah ini ya!
Macam-macam Model Bisnis E-Commerce
Charles Deluvio/Unsplash
Menurut buku E-COMMERCE: Dasar Teori Dalam Bisnis Digital, inilah beberapa model yang paling umum dipakai dalam perdagangan online. Model ini akan mempengaruhi jenis transaksi bisnis dan target pasar Anda.
B2B E-commerce
Diana Grytsku/Freepik
Model bisnis e-commerce B2B berfokus pada penyediaan produk dari satu bisnis ke bisnis lainnya. Biasanya, perusahaan yang memilih model ini bergerak pada bidang layanan, penyedia perangkat lunak, pemasok, pemasok perabot kantor, hingga perusahaan hosting. Contohnya Ralali.com, indotrading.com, Kawan Lama, dan Electronic City. Perusahaan ini memiliki platform khusus yang menargetkan perusahaan dan bekerja di lingkungan khusus.
Model B2B umumnya belum dioptimalkan oleh pelaku bisnis di Indonesia. Pasalnya, pelanggan di Indonesia terlanjur terbiasa dengan layanan e-commerce B2C karena kenyamanan dan manfaat yang ditawarkan. Meski begitu, peluang B2B justru masih terbuka sangat luas.
Inilah yang membuat strategi Telkomsel untuk fokus di pasar B2B dianggap sudah tepat. Buktinya, beberapa hari setelah menutup Blanja.com, saham Telkomsel naik, menunjukkan kepercayaan investor terhadap keputusan Telkom.
B2C & C2C E-commerce
Brooke Lark/Unsplash
Sektor e-commerce B2C adalah yang paling sering digunakan. B2C selalu terbayang dalam pikiran setiap orang saat mendengar kata e-commerce. Dalam model ini, transaksinya serupa dengan ritel tradisional, yakni bisnis/layanan menjual produk pada perorangan namun secara daring.
Meski begitu, laporan Daily Social ternyata menunjukkan batas yang kabur antara model bisnis e-commerce B2C dan C2C berdasarkan reputasinya. Penilaian ini didasarkan pada jaminan produk, kualitas layanan, dan efektivitas sistem yang mempengaruhi kepercayaan konsumen.
Apalagi, saat ini ada “toko resmi di pasar online yang memungkinkan untuk menjual produk dari distributor resminya sehingga memperkuat SKU (stock keeping unit) produk C2C. Meski begitu, pemain B2C umumnya mengungguli pemain C2C dengan memaksimalkan pengalaman pelanggan misalnya melalui layanan logistik eksklusif dan variasi pilihan pembayaran. Dua hal ini umumnya tidak tersedia pada layanan C2C.
C2C (konsumen ke konsumen) artinya penjual berasal dari perorangan dan dijual lagi ke perorangan. Kategori ini dibagi lagi dalam 2 model yakni marketplace dan iklan baris/P2P. Contohnya tampak pada Bukalapak, Shopee, dan Tokopedia. Selain melalui pasar, kegiatan ini pun bisa dilakukan langsung tanpa perantara pihak ketiga. Contohnya adalah penjualan pada OLX, Kaskus, dan Instagram.
Ramainya pasar model bisnis e-commerce B2C dan C2C menjadi salah satu pertimbangan Telkomsel dalam menutup Blanja.com. Pengamat ekonomi melihat bahwa model e-commerce jenis ini memiliki persaingan ketat dengan jumlah kompetitor tinggi. Pemain baru akan sangat beresiko terutama dari segi ROI (Return on Investment).
Pengamat telekomunikasi juga melihat bahwa model bisnis ini lumayan ‘keras’ karena masyarakat masih mengandalkan cashback, diskon, hingga subsidi ongkos pengiriman sebagai daya tarik berbelanja.
C2B E-commerce
Rawpixel/Freepik
Pelanggan ke bisnis (C2B) adalah model bisnis di mana konsumen atau pengguna akhir menyediakan produk atau layanan ke perusahaan. Contohnya adalah istockphoto.com yang merupakan media fotografer individu yang memberikan royalti pada creator saat pengguna memakai foto mereka.
Ilustrasi lainnya adalah bila Anda berprofesi sebagai pengembang perangkat lunak, maka Anda dapat menunjukkan demo perangkat unak di situs seperti freelancer, upwork. Nantinya, perusahaan dapat membeli perangkat lunak langsung dari Anda atau mempekerjakan Anda jika mereka menyukai software buatan Anda.
B2G & C2G E-commerce
Pch.vector/Freepik
B2G disebut juga B2A, yakni model bisnis yang merujuk pada penjualan produk, layanan, atau informasi pada pemerintah atau lembaga pemerintah. Model bisnis e-commerce B2G memberikan peluang bagi perusahaan swasta untuk mengajukan tender pada proyek, produk pemerintah yang dapat dibeli atau dibutuhkan pemerintah untuk perusahaan mereka.
Pemerintah membuka tender melalui proses pengadaan elektronik, di mana sektor publik dapat melakukan tender secara online dan transparan. Contohnya adalah Qlue.co.id yang menyediakan layanan CRM untuk lembaga pemerintah.
C2G artinya transaksi elektronik dilakukan dari individu ke pemerintah atau administrasi publik. Misalnya, konsumen dapat membayar pajak penghasilan mereka secara online. Model bisnis ini belum diimplementasikan secara luas karena kurang populer dan sangat jarang. Contoh paling memungkinkan adalah hacker yang menawarkan jasa pada pemerintah untuk melawan terorisme dunia maya.
Menurut pengamat ekonomi digital, kekuatan Telkom dan anak perusahaan lebih memungkinkan untuk melanggengkan model bisnis e-commerce B2B dan B2G terutama karena perusahaan ini punya modal berupa hubungan baik ke sesama BUMN dan akses ke pemerintah. Perhitungannya lebih masuk akal ketimbang menjajal segmen B2C atau C2C.
Apakah kini Anda sudah memahami perbedaan kelima model bisnis e-commerce? Selamat memulai atau melanjutkan bisnis online Anda!
Sumber
https://www.liputan6.com/tekno/read/4349997/telkom-tutup-blanjacom-apa-langkah-ini-sudah-tepat#:~:text=Blanja.com%20sejatinya%20adalah%20situs,pada%20segmen%20korporasi%20dan%20UMKM.