Belajar Istilah Dasar Perusahaan Rintisan dari Drama Korea Start Up
Demam drama korea melanda dunia lebih dari sebelumnya. Drama Start Up adalah salah satu drama yang menjadi trending karena menggabungkan romance menggelitik dengan isu kekinian anak muda yakni perusahaan rintisan. Selain menikmati akting dari pemeran Start Up, kita juga bisa belajar banyak istilah dasar mengenai perusahaan rintisan lewat drama ini!
Vulcan Post
Startup
Med Baddr Chemmaoui/Unsplash
Seperti prolog pada umumnya, kita diajak mengenal dulu soal definisi startup. Mengutip Instagram Netflix, start up atau perusahaan rintisan bisa juga disebut sebagai perusahaan baru dengan teknologi dan ide inovatif.
Mengutip buku Startup Guidebook, ada beberapa tahapan umum yang dilalui dalam mendirikan suatu startup.
-
Pencarian ide. Ide dianggap sebagai sesuatu yang gratis.
-
Pengembangan produk. Di tahap ini, startup mulai mengeluarkan pengembangan yang merogoh kantong.
-
Promosi. Inilah saat investor mulai coba ditarik masuk ke perusahaan. Nantinya, diharapkan penghasilan akan mulai naik setelah Anda mengeluarkan dana untuk pengembangan produk.
-
Percepatan pengembangan. Tahap ini adalah saat di mana penjualan dan laba meningkat dengan cepat karena produk sudah dikenal di masyarakat. Jika start up Anda telah memasuki tahap ini, promosi tak lagi dilakukan segencar sebelumnya.
-
Pematangan. Ini adalah masa saat dana dari investor mulai terganti oleh bank yang mendanai hidup startup.
-
Tetap berkembang atau menurun. Ada dua pilihan bagi start up di tahap ini, perusahaan akan bertahan dengan keuntungan yang tak sefantastis masa sebelumnya, atau terjadi penurunan pada startup Anda yang menyebabkan perusahaan perlahan ‘mati’. Kematian ini sangat mungkin terjadi karena produk Anda tak mampu bersaing dengan kompetitor baru yang terus bermunculan.
Family, Friends, Fools
Dimittri Houteman/Unsplash
Dalam buku Entrepreneurship: Venture Initiation, istilah ‘Family, Friends, and Fools’ disebutkan sebagai salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan rintisan.
Dalam banyak kasus startup, meminjam dana dari keluarga, teman, atau “fools” adalah satu-satunya pilihan yang tersedia. Jenis pendanaan ini justru bisa menghabiskan paling banyak dana karena ikatan personal dan kedekatan yang ada.
Mengapa banyak yang beralih ke pendanaan ini? Teman dan keluarga mungkin satu-satunya pihak yang bisa dibujuk secara relatif mudah untuk mendanai sebuah usaha yang baru berdiri. Kekurangannya, sumber pendanaan ini bisa jadi dibuat secara emosional tanpa mempertimbangkan resiko yang terlibat.
Pendanaan dilakukan dengan tujuan utama membantu seseorang yang dekat dengan kita dan pendanaan tersebut diharapkan bisa mengembangkan usaha. Pada akhirnya, objektivitas yang harusnya melandasi setiap upaya fundings tak berlaku di sini, begitu juga dengan perjanjian awal dan dokumen legal lainnya.
Sementara, istilah “fools” dalam drama Korea ini mengacu pada pemula yang berinvestasi untuk tujuan yang salah, di antaranya memenuhi rasa tamak. Ketamakan ini menciptakan fools yang mengambil keputusan secara sembrono dan asal mengikuti hype tanpa mempelajari lebih lanjut tentang industri startup yang digeluti.
Angel
Austin Distel/Unsplash
Angel investor adalah individu yang menginvestasikan uang mereka sendiri, biasanya dalam jumlah kecil, dan biasanya sangat awal dalam siklus hidup suatu perusahaan.
Angel investor mungkin memiliki kesempatan untuk memberi saran dan membimbing startup saat mengembangkan ide, melakukan restrukturisasi, dan mengubah rencana bisnisnya sebagai respon terhadap pasar yang nyata.
Perbedaan mendasar antara investor mainstream dan angel investor adalah investasi dalam perusahaan startup, yakni usaha kecil, relatif baru, dan bersifat privat. Perusahaan seperti ini adalah usaha kecil yang berambisi menjadi raksasa, sehingga investasi awal yang dilakukan angel investor biasa disebut dana awal (seed fund).
Salah satu kunci sukses startup dalam menemukan angel investor adalah mampu mengekspos diri secara tepat sasaran dan mampu memaparkan apa yang dicari angel investor dan bisa membuktikan bahwa produk startup merupakan sesuatu yang unik dan tak mudah ditiru.
Sandbox
Slidebean/Unsplash
Arti harafiahnya adalah tempat bermain berisi pasir untuk mencegah luka. Menurut Instagram Netflix, sandbox bisa juga diartikan sebagai lingkungan uji bagi para pengembang atau penundaan regulasi untuk merilis produk baru.
Dalam drakor Start Up, Sandbox adalah semacam inkubator startup yang membina perusahaan rintisan melalui beragam kompetisi, program, dan penyediaan fasilitas kantor.
Hackathon
Jeremy Philemon/Unsplash
Hackathon adalah acara seperti lari cepat yang berfungsi sebagai wadah bagi para pesertanya untuk membentuk tim dan menciptakan model bisnis perangkat lunak.
Menurut buku How to Build a Billion Dollar App, hackathon adalah tempat para pengembang (dan desainer serta orang-orang lain dengan ide yang beragam) dipertemukan dan membangun sesuatu yang fungsional, misalnya sebuah website atau app dalam kurun waktu tertentu. Puncaknya adalah demo terbuka yang bisa membuat startup Anda memperoleh perhatian dan potensi pendanaan dari investor yang hadir.
Key Man
Pexels
Pengertian key man dari Instagram Netflix adalah seseorang yang berperan penting dalam seluruh proses pengambilan keputusan di sebuah organisasi.
Burn Rate
Jp valey/Unsplash
Burn rate adalah perhitungan laju pengeluaran perusahaan rintisan. Burn rate pada start up juga dapat dipahami sebagai waktu yang dibutuhkan perusahaan rintisan untuk menghabiskan seluruh dana yang tersisa.
Pemain start up perlu memahami betul setiap spending atau pengeluaran usaha mereka karena hal ini akan meningkatkan burn rate. Beberapa cara memantau burn rate adalah mengelola cashflow yang sehat dan mengidentifikasi pengeluaran yang masuk dalam burn rate.
Perhitungkan burn rate bulanan Anda, proyeksikan pendapatan dalam satu bulan dan sisa uang, maka Anda bisa mendapat gambaran soal berapa lama uang Anda mampu bertahan.
Jangan pernah remehkan burn rate karena elemen ini adalah salah satu pertimbangan venture capital dalam memilih start up yang akan mereka danai.
Back Up
Markus Spisce/Unsplash
Back up dikenal sebagai salinan data yang disimpan di tempat lain untuk pemulihan jika sewaktu-waktu data asli hilang.
Risk
Headway/Unsplash
Risk factor dalam dunia startup mencerminkan hal-hal yang dipertimbangkan seseorang sebelum berinvestasi dalam sebuah perusahaan rintisan.
Beberapa contoh risk factors di antaranya adalah kekurangan perusahaan dalam riwayat operasional atau kegiatan operasional yang sifatnya menguntungkan. Selain itu, risk factor lainnya bisa jadi berupa posisi keuangan start up, atau kebutuhan untuk mengantisipasi pendanaan tambahan di masa depan. Bisa juga berupa lingkungan kompetitif di sekitar perusahaan startup.
Demo Day
Teemu Paananen/Unsplash
Categories
Recent Post
Follow Us