Cara Sederhana Mengurangi Global Warming: Mematikan Kamera Saat Zoom

Posted By smartcomputerindo | 21 January 21 | Business Insight

Anda termasuk tipe orang yang kurang suka menyalakan kamera saat meeting online? Ternyata, kebiasaan ini justru berpotensi menyelamatkan bumi, lho.

 

 

Kita sering mendengar bahwa going paperless memberikan dampak positif untuk lingkungan. Namun, belum pernah ada yang menjelaskan manfaat mematikan kamera atau mengurangi resolusi streaming.

 

Studi yang dikerjakan oleh peneliti dari Purdue University, Yale Universty, dan Massachusetts Institute of Technology ini adalah riset pertama yang menganalisa footprint air dan tanah terkait infrastruktur internet, selain produksi jejak karbon yang dihasilkan.

Menurut salah satu penelitinya, kita perlu melihat dampak lingkungan dengan pendekatan holistik, tak terbatas pada satu footprint saja. Adanya asumsi dan gap dalam penelitian di bidang energi membuat kita sering mengabaikan efek perubahan iklim.

 

Riset bertajuk Resources, Conservation and Recycling ini menunjukkan bahwa di samping penurunan emisi karbon tingkat global, pola remote work dan work from home masih memberi dampak signifikan pada lingkungan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana data internet disimpan dan ditransfer di seluruh dunia. 

 

MItchel Durfee/Pexels

 

Berdasarkan penelitian tersebut, satu jam video conference atau streaming menghasilkan 150-1.000 gram karbon dioksida. Aktivitas ini membutuhkan sumberdaya sebanyak 2-12 liter air dan luas area setara ukuran iPad Mini. Sebagai perbandingan, pembakaran satu galon bensin dari melalui sebuah mobil memproduksi 8.887 gram karbon dioksida.

 

Bagaimana kalau Anda memilih mematikan kamera? Selamat, Anda turut berperan sebagai penyayang lingkungan dengan mengurangi jejak karbon hingga 96%!

 

Bila Anda berniat melanjutkan kebiasaan baik ini, kurangi kualitas streaming saat sedang rehat. Memakai standard definition atau resolusi standar ketimbang high definition ketika membuka Netflix atau aplikasi streaming lain akan mengurangi 86% produksi jejak karbon.

 

Mika Baumeister/Unsplash

 

Internet traffic memang telah dilaporkan meningkat hingga 20% sejak Maret 2020. Jika tren ini masih berlanjut sampai 2021, penggunaan internet saja akan membutuhkan hutan seluas 71.600 square miles atau dua kali luas daratan Indiana untuk menyerap karbon yang dipancarkan.

 

Tak sampai di situ, pemrosesan dan transmisi data yang dilakukan kira-kira setara dengan porsi air yang dibutuhkan untuk mengisi lebih dari 300.000 kolam renang ukuran olimpiade. Di isi lain, footprint atau jejak tanah yang dihasilkan kurang lebih sama dengan ukuran Los Angeles. 

 

Para peneliti memperkirakan jejak karbon, air, dan tanah dengan setiap gigabyte data yang dipakai di platform seperti YouTube, Zoom, Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, dan 12 aplikasi lainnya, termasuk game online. Semakin banyak video yang dipakai dalam sebuah aplikasi, semakin besar footprint yang dihasilkan.

Rahul Chakraborty/Unsplash

Netflix menjadi platform dengan penggunaan bite terbesar. Aplikasi streaming ini menghabiskan sekitar 11 inci persegi tanah dan dua galon air per jam dan menghasilkan lebih dari 440 gram CO2. 

Bayangkan, hal sesederhana mematikan kamera saat zoom meeting ternyata dapat menghemat satu setengah hingga tiga galon air dan kisaran tujuh inci tanah.

Coba usulkan kebiasaan ini pada petinggi kantor Anda. Siapa tahu semakin banyak orang  yang ingin berpartisipasi untuk menyelamatkan bumi dari global warming dan climate change.

Sumber

https://www.sciencedaily.com/releases/2021/01/210114134033.htm

https://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-9153243/Keeping-camera-one-hour-Zoom-meeting-emits-1-000-grams-CO2-study-reveals.html